Senin, 18 Oktober 2010

Indonesia Mask Festival


Festival Topeng Nusantara 2010 diselenggarakan pertama kalinya di Indonesia pada tanggal 16 October 2010 di Cirebon, Jawa Barat Festival ini akan mengangkat seni pertunjukan topeng, serta bertujuan mengenalkan kesenian topeng secara fisik maupun secara filosofis supaya tetap lestari sebagai budaya tradisi adiluhung bangsa Indonesia.Festival ini akan bersifat rutin dua tahunan dan diharapkan menjadi langkah awal usaha pengajuan Seni Topeng Nusantara kepada UNESCO, untuk mendapat pengakuan sebagai warisan budaya dunia yang harus dijaga kelestariannya.
Selain itu festival ini juga dimeriahkan oleh Keraton Kasepuhan dan Kanoman Cirebon dengan mengikut sertakan benda pusaka keraton. Tiga kereta sultan dan pedati keraton yang ada di Cirebon ikut Kirab Budaya Ciayumajakuning dalam rangkaian kegiatan Festival Topeng Nusantara 2010, Sabtu (16/10). Tiga kereta tersebut adalah Kereta Singa Barong dari Keraton Kasepuhan, Kereta Paksi Nagaliman dari Keraton Kanoman, dan Kereta Juru Mudi dari Keraton Kacirebonan.


Sedangkan sebuah pedati bernama Pedati Gede Pekalangan, adalah dari Keraton Kasepuhan, yang konon sering digunakan di zaman Sunan Gunung Jati untuk mengangkut kayu bahan baku pembangunan Masjid Sang Cipta Rasa, dan Keraton Kasepuhan yang biasa ditarik seekor kerbau dan dikemudikan Ki Gede Pekalangan.

Ketiga kereta dan pedati tersebut ditarik pasukan keraton yang dilengkapi dengan persenjataan lengkap seperti tombak, pedang dan tameng berjalan mulai dari Keraton Kasepuhan hingga Gedung Negara Kantor Badan Koordinasi Pemerintahan dan Pembangunan (BKPP) Wilayah Cirebon yang jaraknya sekitar 4 Km.


Kemudian kirab juga dimeriahkan oleh berbagai atraksi kesenian daerah dari Cirebon, Indramayu, Majalengka dan Kuningan (Ciayumajakuning) serta budaya tionghoa barongsai. Kirab yang rencananya bergerak pukul 07.30 WIB terpaksa mundur hingga pukul 09.00WIB karena tertunda akibat hujan deras yang mengguyur Kota Cirebon sejak subuh. Setelah hujan reda, iring-iringan kereta keraton pun berjalan menyusuri jalan utama Kota Cirebon. Dari Keraton Kasepuhan, kirab berjalan melalui jalan Merdeka kemudian menjemput rombongan barongsay dari Vihara Dewi Welas Asih di Jl Yos Sudharso.


Dilanjutkan ke Jl Pasuketan yang disambut dengan kesenian kuda ronggeng dari Kuningan. Arak-arakkan terus bergerak melalui Jalang Kanggraksan, Siliwangi dan berakhir di Gedung Negara. Salah satu ciri khas arak-arakan yang menghadirkan kereta dan prajurit keraton adalah sepanjang perjalanan seluruh peserta kirab membaca shalawat nabi yang diiringi musik genjring.

Setibanya di Gedung Negara, Kirab Budaya Ciayumajakuning disambut oleh Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan dan sejumlah duta besar dari negara sahabat.

Di Gedung Negara upacara penyambutan pun digelar yang disambung dengan peresmian pembukaan acara Festival Topeng Nusantara 2010 oleh Gubenur Jawa Barat. Kemudian masyarakat dan tamu undangan yang hadir disuguhi dengan rampak tari Topeng Kelana yang dibawakan oleh puluhan penari dari beberapa sanggar tari di Cirebon dan beberapa tarian khas Cirebon lain.
Rencananya acara Pesta Rakyat dan Kuliner di Gedung Negara akan diselenggarakan hingga malam hari dengan menghadirkan sejumlah artis ibu kota dan lokal Cirebon seperti Iis Dahlia dan musik tarling Abdul Ajib. Sedangkan tamu undangan yang sebagian besar adalah duta besar negara sahabat, pada malam harinya akan menghadiri Pagelaran Festival Topeng Nusantara 2010 di Panggung Budaya Cilimus 1928, Resort Prima Sangkanurip, Kabupaten Kuningan.

Senin, 04 Oktober 2010

Jalan jalan Mudik 2010 (2)

Perjalanan mudik kali ini kami lanjutkan untuk menjelajahi wilayah timur propinsi Jatim. 3 hari setelah lebaran kami pun berangkat menuju Banyuwangi. Setelah menempuh perjalanan sekitar 5 jam kami pun sampai di kota banyuwangi. Setelah acara keluarga selesai akhirnya jalan jalan time telah tiba. Setelah cari informasi di hotel akhirnya mobil kami arahkan ke Watu Dodol. Setelah 5 km ke arah Situbondo kami sampai di sebuah gapura dengan patung Gandrung (Kesenian khas Banyuwangi) di atasnya. Deburan ombak dengan air laut yang bening, serta ada onggokan batu besar di tengah jalan. Itulah yang disebut Watu Dodol.
Konon menurut cerita yang berkembang di masyarakat setempat, nama “Watu Dodol” itu menceritakan asal muasal batu itu. Watu bahasa Jawa, dalam bahasa Indonesia Batu. Dodol, atau dalam masyarakat Using disebut Jenang. Konon Batu itu berasal dari jualannya Kyai Semar yang terjatuh di tempat itu. Sedang berasnya tumpah, menjadi pasir yang bersih di sekitar pantai watu dodol.
Terlepas dari cerita-cerita dibalik watu dodol, yang jelasan kawasan ini menawarkan keindahan alam. Kejernihan air laut, serta parorama batu karang yang bisa dilihat di Gardu Pandang di bukit sebelah kanan jalan. Bahkan seniman Banyuwangi saat itu, pernah mengabadikan kejernihan air laut watu dodol dalam bentuk lagu daerah Banyuwangi berjudul Padang Ulan.
Bagi pengunjung yang ingin menikmati debur ombak dan pemandangan di tengah laut disitu telah disediakan perahu wisata dengan biaya 5 ribu per orang. Menikmati keindahan pantai Watu Dodol dari tengah laut sungguh mengasyikkan. Debur ombak dari air laut yang bening dan pesona pulau Bali dari kejauhan sungguh pengalaman yang sangat mengesankan.

2. Pantai Pasir Putih Situbondo

Melanjutkan perjalanan kembali ke Madiun melalui jalur pantai utara Jawa Timur kami melewati kawasan wisata di daerah Situbondo yang bernama Pasir Putih. Tak menunggu lama mobil Great Corolla saya masukkan ke kawasan tersebut. Berhubung lebaran suasanan pantai pasir putih sangat ramai. Banyak pengunjung yang melewati pantai utara Jatim ini menyempatkan diri untuk mengunjungi tempat ini.
Pantai Pasir Putih terkenal karena hamparan pasirnya yang putih. Tak hanya itu, morfologi pantai inipun terbilang unik.
Topografinya yang melengkung menghadap ke laut dengan latar belakang hutan membentuk gugusan panorama yang sangat indah. Ke arah utara, wisatawan dapat melihat luasnya laut utara Jawa dengan garis putih di pinggir pantai. Di belakangnya, rimbunan hutan menyajikan kesejukan tersendiri.
Pasir Putih merupakan salah satu tujuan wisata pantai andalan bagi Provinsi Jawa Timur. Hal ini karena letaknya yang strategis, yaitu di pinggiran jalan utama Surabaya-Banyuwangi. Wisatawan yang ingin menuju ke Bali (dari Surabaya), atau menuju Gunung Bromo (dari Banyuwangi), biasanya mampir untuk beristirahat dan menyaksikan keindahan panorama yang disuguhkan, terutama menikmati eloknya matahari terbenam.
Berbagai macam olahraga laut seperti berenang, menyelam, maupun berselancar dapat dilakukan di pantai ini. Jika enggan berenang, pengunjung dapat menaiki perahu untuk berlayar dan menikmati pemandangan bawah laut. Kamipun tak melewatkan untuk menikmati keindahan dasar laut dengan menggunakan perahu layar wisata. Dengan menyewa perahu layar sebesar 35 ribu sekali jalan kami dapat berlayar ke tengah laut dan melalui kotak kaca yang terdapat di perahu kita dapat melihat sekumpulan terumbu karang dan ikan didalamnya.
Anak saya pun tak tahan dengan beningnya air laut di pantai mereka menceburkan diri di laut dan berenang dengan gembiranya. Sebenarnya saya ingin juga berenang namun karena harus menjaga anak anak akhirnya saya pun ikut berbasah basah ria. Setelah kecapean berenang kami pun mencari makan siang di sekitar pantai. Tepat didepan pintu gerbang kami menikmati lezatnya ikan kerapu bakar dengan sambal terasi khas situbondo dan segarnya air kelapa muda. Hmm...sebuah kenangan indah yang tak terlupakan.

Jalan jalan Mudik 2010 (1)

Perjalanan mudik kali ini saya bikin berbeda dengan sebelum sebelumnya. Jika mudik mudik sebelumnya dari cirebon langsung pulang ke madiun kali ini saya akan mengunjungi beberapa tujuan wisata lokal dari tempat tempat yang akan kami lewati. Selain itu juga ingin mengenalkan potensi wisata daerah dan budaya kepada anak anak saya agar mencintai budaya negerinya sendiri.
Setelah kepulangan saya dari Thailand menjelang lebaran kemaren saya ingin membandingkan tempat wisata budaya di negeri sendiri dengan wisata budaya di Thailand yang telah saya kunjungi sebelumnya. Rute yang hendak kami tempuh berangkat dari Cirebon kemudian ambarawa, magelang, yogyakarta, solo, tawangmangu dan madiun. Selain itu kami juga ada acara keluarga di banyuwangi dan situbondo. Great Corolla th 93 sudah saya persiapkan untuk perjalanan mudik kali ini. Bersama istri dan dua anak saya ketangguhan mobil kesayangan saya ini akan kami uji. Berikut beberapa tempat wisata yang kami kunjungi selama mudik.

1. Mengintip Museum Kereta Api Ambarawa (Classic Train Museum of Ambarawa)

Museum ini terletak di jalan Stasiun No. 1 Ambarawa Kabupaten Semarang Jawa Tengah. Museum ini sebelumnya adalah bekas stasiun yang dialih fungsikan menjadi museum kereta api pernah berjaya pada zamannya. Terdapat 21 buah kereta api uap dari berbagai jenis dan tahun pembuatan yang menjadi koleksi museum ini. Salah satu kereta api uap dengan lokomotif nomor B 2502 dan B 2503 buatan Maschinenfabriek Esslingen sampai sekarang masih dapat menjalankan aktivitas sebagai kereta api wisata. Kereta api uap bergerigi ini sangat unik dan merupakan salah satu dari tiga yang masih tersisa di dunia. Dua di antaranya ada di Swiss dan India. Selain koleksi-koleksi unik tadi, masih dapat disaksikan berbagai macam jenis lokomotif uap dari seri B, C, D hingga jenis CC yang paling besar (CC 5029, Schweizerische Lokomotiv und Maschinenfabrik) di halaman museum. Sayangnya pada saat kami kesana suasananya sangat sepi mungkin karena masih terlalu pagi sehingga baik lori maupun kereta wisatanya tidak tersedia.

Ambarawa sejak jaman Hindia Belanda merupakan daerah militer, sehingga Raja Willem I berkeinginan untuk mendirikan bangunan Stasiun Kereta Api guna memudahkan mengangkut pasukannya untuk menuju Semarang. Maka pada tanggal 21 Mei 1873 dibangunlah Stasiun Kereta Api Ambarawa dengan luas tanah 127.500 m2. Masa kejayaan Stasiun Ambarawa yang dikenal dengan sebutan WILLEM I, dihentikan pengoperasiannya sebagai stasiun kereta api dengan jurusan Ambarawa Kedungjati Semarang. Dan tahun 1976 untuk lintas Ambarawa Secang Magelang juga Ambarawa Parakan Temanggung.

Saat melewati pintu gerbang untuk menuju museum, kondisi jalan aspal untuk menuju lokasi parkir sudah rusak. Taman yang ada disekitar lokasi parkir kendaraan kurang terawat dan terlihat banyak tanaman yang mati. Bagi para penikmat kereta api hal ini sungguh memperihatinkan mengingat tempat ini merupakan salah satu aset sejarah dunia. Memasuki stasiun yang merupakan bangunan utama Museum Kereta Api Ambarawa, terasa seperti kembali ke masa lampau. Di beberapa ruangan museum, terdapat beberapa koleksi peralatan kuno seperti mesin telepon, mesin ketik, mesin hitung, dan peralatan lainnya. Benda-benda kuno tersebut masih terawat dengan baik dan tersimpan didalam etalase yang terbuat dari kaca.

Beberapa kali kamera Fuji Finepix S2000HD-ku merekam lekuk sudut kereta kereta tua yang teronggok di halaman museum. Jalan sejarah panjang telah mereka tempuh dan lalui hingga akhirnya kini menjadi saksi sejarah terbentuknya negeri ini. Setelah puas berkeliling di seputar museum akhirnya kami melanjutkan perjalanan ke kota Magelang tempat berdirinya salah satu warisan sejarah masa lalu yaitu Candi Borobudur.

2. Melongok kejayaan Candi Borobudur.

Setelah melanjutkan perjalanan selama 2 jam akhirnya kami tiba di kota magelang. Disini kami singgah sebentar di Masjid Besar dekat alun-alun kota magelang. Setelah itu kami lanjutkan perjalanan menuju Candi Borobudur. Dari Magelang kita tinggal mengikuti petunjuk jalan yang ada maka sampailah kami di halaman Candi warisan sejarah terbesar didunia ini.
Candi Borobudur merupakan candi Budha, terletak di desa Borobudur kabupaten Magelang, Jawa Tengah, dibangun oleh Raja Samaratungga, salah satu raja kerajaan Mataram Kuno, keturunan Wangsa Syailendra. Nama Borobudur merupakan gabungan dari kata Bara dan Budur. Bara dari bahasa Sansekerta berarti kompleks candi atau biara. Sedangkan Budur berasal dari kata Beduhur yang berarti di atas, dengan demikian Borobudur berarti Biara di atas bukit.
Sementara menurut sumber lain berarti sebuah gunung yang berteras-teras (budhara), sementara sumber lainnya mengatakan Borobudur berarti biara yang terletak di tempat tinggi.
Bangunan Borobudur berbentuk punden berundak terdiri dari 10 tingkat, berukuran 123 x 123 meter. Tingginya 42 meter sebelum direnovasi dan 34,5 meter setelah direnovasi karena tingkat paling bawah digunakan sebagai penahan.
Candi Budha ini memiliki 1460 relief dan 504 stupa Budha di kompleksnya. Enam tingkat paling bawah berbentuk bujur sangkar dan tiga tingkat di atasnya berbentuk lingkaran dan satu tingkat tertinggi yang berupa stupa Budha yang menghadap ke arah barat. Setiap tingkatan melambangkan tahapan kehidupan manusia. Sesuai mahzab Budha Mahayana, setiap orang yang ingin mencapai tingkat sebagai Budha mesti melalui setiap tingkatan kehidupan tersebut.
Kompleks candi Borobudur sangat luas selain bangunan utama candi komplek ini dilengkapi pula dengan museum Kapal Samudra, Kandang gajah dan Museum sejarah lainnya. Tiket masuk dikenakan 15 ribu per orang. Selain itu dengan membayar 5000 per orang kita dapat naik keliling kompleks candi dengan menggunakan kereta mobil. Dari Candi Borobudur ini perjalanan mudik akan kami lanjutkan ke kota Yogyakarta.

3. Keraton Ngayogjakarta Hadiningrat
Setelah menempuh perjalanan sekitar 1,5 jam dari magelang kami memasuki kota Yogyakarta menjelang malam. Acara wisata kuliner malam hari dengan menikmati gudeg di sepanjang jalan Malioboro akhirnya gagal total karena hujan deras mengguyur kota Yogja. Keesokan harinya kami lanjutkan jalan jalan dengan mengunjungi Kraton Ngayogyakarta. Kraton Ngayogyakarta yang sering disebut sebagai Kasultanan Ngayogyakarta berdiri pada tahun 1755. Bangunan Kraton ini dipagari beteng yang luas jaraknya sekitar 5 Km. Pada empat titik pojok bangunan beteng ada bangunan kecil dan disebut sebagai pojok beteng. Pintu masuk ke beteng Kraton melalui apa yang disebut sebagai plengkung. Di dalam bangunan beteng selain ada bangunan Kraton, tempat tinggal Raja, disekitarnya ada sejumlah kampung sebagai tempat bermukim penduduk, yang pada jaman dulu merupakan abdi dalem Kraton.
Selain wisata keraton kita juga bisa mengunjungi Museum Kereta pusaka keraton yogyakarta. Kereta-kereta Keraton Yogyakarta berjumlah sebanyak 18 buah. Kereta-kereta tersebut sekarang tersimpan di Museum Kereta Keraton Yogyakarta di Jl. Rotowijayan. Kereta-kereta tersebut kemudian dianggap pusaka dan diberi nama seperti pusaka-pusaka keraton lainnya.

4. Misteri Candi Prambanan

Selesai mengunjungi Keraton Ngayogjakarta kami meneruskan perjalanan menuju Surakarta. Dalam perjalanan ke Surakarta kami akan melewati kompleks Candi Prambanan di perbatasan Yogjakarta - Klaten. Akhirnya kami sempatkan mampir untuk mengunjungi Candi Prambanan.CANDI PRAMBANAN merupakan candi Hindu terbesar di Indonesia, berketinggian 47 meter, dibangun pada abad 9. Letaknya berada 17 km arah timur Yogyakarta di tepi jalan raya menuju Solo.
Candi yang utama yaitu Candi Siwa (tengah), Candi Brahma (selatan), Candi Wisnu (utara). Didepannya terletak Candi Wahana (kendaraan) sebagai kendaraan Trimurti; Candi Angkasa adalah kendaraan Brahma (Dewa Penjaga), Candi Nandi (Kerbau) adalah kendaraan Siwa (Dewa Perusak) dan Candi Garuda adalah kendaraan Wisnu (Dewa Pencipta).

Kompleks Candi Prambanan sangat luas. Dengan membayar 28 ribu per orang kita dapat menikmati salah satu peninggalan sejarah termasyur di Indonesia. Beberapa kali saya mengabadikan relief relief yang terdapat pada dinding candi dengan kamera Fuji saya. Setelah puas menelusuri jejak sejarah kerajaan hindu ini kita dapat menikmati taman taman hijau nan asri di seputar candi. Pada even-even tertentu di sekitar Candi Prambanan diselenggarakan pertunjukan sendratari Ramayana.
Jika anda termasuk orang yang gemar belanja di sekitar komplek candi terdapat Pasar souvenir yang menjual barang barang khas candi. Selain itu kaos dengan gambar candi prambanan juga mudah ditemukan disini jangan lupa untuk menawar tentunya. Sehabis ini kami akan melanjutkan perjalanan menuju Madiun. Sebenarnya masih ada beberapa tempat lagi yang wajib untuk dikunjungi di sepanjang perjalanan menuju Madiun. Diantaranya yaitu Pasar wisata Tawangmangu, Air terjun Grojogan Sewu dan Telaga Sarangan. Namun berhubung sampai sana sudah malam akhirnya tempat tersebut kami coret dari daftar kunjungan kami. Pada posting berikutnya kami akan ceritakan jalan jalan wisata kami setelah lebaran di daerah Banyuwangi dan Situbondo. (bayou)

Bangkok On The Spot (2)


Hari ini adalah hari kedua saya di Bangkok. Rencana saya untuk hari ini adalah berpetualang menyusuri sungai Chao Phraya menuju Grand Palace, Wat Pho dan Temple of dawn Wat Arun. Setelah persiapan ala backpakers sudah lengkap saya keluar dari hotel langsung menuju BTS National Stadium. Disitu saya membeli tiket skytrain menuju BTS Saphan Thaksin. BTS Saphan thaksin adalah stasiun terdekat menuju dermaga di sungai Chao Phraya yang akan menuju ke penjuru kota Bangkok. Setelah naik sky train sekitar 30 menit akhirnya saya sampai juga di satsiun Saphan Thaksin. Dari stasiun saya tinggal jalan kaki menuju dermaga Sathorn pier. Untuk menuju ke Grand palace kita harus membeli tiket perahu. Ada tiket full day seharga 150 bath. Dengan tiket ini kita bisa keliling sungai Chao Phraya kemanapun kita mau tanpa perlu bayar lagi. Kalau mau yang lebih murah kita bisa beli tiket one way dengan membayar langsung ke kondektur saat diatas perahu.
Untuk menuju ke Grand Palace kita bisa turun di dermaga Tha Chang Pier atau Tha Tian pier. Perahu yang menuju kesana menggunakan kode bendera warna orange. Jangan sampai salah kode warna perahu karena tidak akan berhenti di dermaga yang dekat Grand Palace.SUngai Chao Phraya adalah sungai terbesar di Thailand. Warna airnya coklat keruh namun bersih. Hanya tanaman enceng gondok bertebaran disana sini. Thailand telah berhasil membangun sungai menjadi salah satu moda transportasi air dan menjadi tujuan wisata sungai. Di sepanjang sungai berdiri bangunan gedung bertingkat dan hotel bintang 5 serta beberapa kuil pagoda. Sungguh mengesankan bisa menyusuri sungai dengan naik perahu sambil menikmati pemandangan di sepanjang sungai. Tak lama kemudian disebelah kiri sungai terlihat bangunan candi yang menjulang megah dia adalah Temple of Dawn atau Wat Arun. Sedang di sebelah kanan terlihat stupa dan bangunan berwarna keemasan. Itu adalah komplek Grand Palace. Saya turun di dermaga Tha Chang Pier. Dari dermaga saya tinggal berjalan sejauh 500 meter menuju pintu gerbang Grand Palace. Grand Palace merupakan komplek istana kerajaan thailand didalamnya terdapat stupa yang terbuat dari emas dan kuil Wat Phra krew. Sebelum masuk komplek kerajaan kita diharuskan memakai baju yang sopan dan beralas kaki. Setelah membayar sebesar 350 bath saya kemudian masuk ke dalam komplek istana. Kemegahan dan kemewahan tergambar di semua bangunan di dalam komplek istana.Ikon Grand Palace adalah Stupa raksasa yang terbuat dari emas murni. Hmm... Hampir semua bangunan didominasi warna keemasan dan penuh ukiran ukiran khas Thailand. Selain bangunan istana ada juga kuil yang bernama Wat Phra Krew. Di dalam kuil ini terdapat patung budha yang terbuat dari batu zamrud yang bernama The Emerald Budha. Komplek Grand Palace ini cukup luas. Untuk mengelilingi seluruh bagian istana kerajaan memakan waktu hampir 3 jam. Kakipun terasa pegal pegal apalagi cuaca yang sangat panas membuat tenaga semakin terkuras.
Setelah puas keliling dan mengambil gambar di berbagai sudut istana saya keluar dari Grand palace dan melanjutkan perjalanan menuju Wat Pho. Di dalam Wat Pho kita bisa menjumpai The Reclining Budha atau Budha berbaring menuju nirwana. Patung Budha berbaring ini sangat besar dan terbuat dari emas murni dan telapak kakinya terbuat dari batu pualam. Kuil Wat Pho terletak dibelakang bangunan komplek Grand palace. Kita bisa pergi kesana dengan berjalan kaki atau naik tuk tuk. Setelah sampai di kuil kita diharuskan membayar tiket sebesar 50 bath. Kemudian saya langsung masuk ke dalam kuil. Dan pemandangan yang sangat menakjubkan terhampar di depan mata. Sebuah patung budha raksasa berwarna keemasan dalam posisi berbaring membuat semua mata terpana memandangnya. Tak henti hentinya kamera saya mengabadikan berbagai sudut patung emas budha tersebut. Dalam hati saya mengakui kehebatan mahakarya bangsa Thailand. Setelah puas melihat The Reclining Budha saya keluar mengelilingi komplek kuil Wat Pho. Di bangunan kuil lainnya terdapat jejeran patung budha mengelilingi bangunan. Semua berwarna keemasan. Setelah puas mengelilingi kompleks Wat Pho akhirnya saya pun melanjutkan perjalanan ke kuil selanjuntnya yaitu WAt Arun.

The Temple of dawn atau Wat Arun terletak diseberang sungai Chao Phraya. Untuk menuju kesana dari Wat Pho kita bisa berjalan kaki menuju dermaga terdekat yaitu Tha Tian Pier. Dari dermaga tersebut kita musti naik perahu untuk menyebrangi sungai dengan biaya sebesar 3 bath. Setelah menyebrangi sungai kita dapat langsung menuju ke komplek Wat Arun. Wat Arun Ratchwararam Temple adalah bangunan candi yang berdiri 1872. Sebuah Pagoda yang dibangun Raja Taksin dari Cina yang kemudian diperbesar raja ke 2 Thailand hingga memiliki ketinggian 66 meter. Wisatawan yang mendarat di dermaga, disambut ramah oleh para guide atau pedagang kaki lima yang umumnya warga sekitar. Mereka dipersilahkan masuk ke areal kuil yang letaknya agak tinggi dan dilingkupi pepohonan rindang.
Di dalam komplek itu, terdapat bangunan kuil dengan ornament unik dan amat cantik. Walau jika dibandingkan Borobudur atau Prambanan komplek Wat Arun lebih kecil, tapi penataan menjadi kawasan wisata tidak kalah. Di pagoda warna keperakan ini kita bisa menyaksikan piring-piring porselin ratusan tahun lalu yang ditempel ke dinding kuil membentuk mozaik yang sangat indah.So beautiful..
Setelah naik turun tangga di Wat Arun badan saya rasanya seperti ditekuk-tekuk. Niat ingin menyusuri sungai lagi saya urungkan karena selain udah kecapean waktu juga hampir sore. Akhirnya saya putuskan untuk naik perahu kembali menuju ke dermaga Sathorn pier tempat saya mengawali perjalanan menyusuri sungai Chao phraya. Dari dermaga saya langsung menuju ke BTS Saphan Thaksin dan naik skytrain menuju BTS Siam yang dekat dengan hotel saya. Sebenarnya saya ingin menikmati malam di Suam Lum Night Bazaar Market. Tapi karena energi saya terkuras habis saya ganti dengan jalan-jalan malam di Siam Paragon yang dekat dengan hotel.
Siam Paragon merupakan salah satu mall premium di Bangkok. Siam paragon terkoneksi dengan Mall Siam Discovery dan BTS Siam Interchange. Di lantai bawahnya terdapat Siam Ocean world yang memiliki koleksi satwa laut terbesar di Thailand. Berhubung saya lulusan Kelautan jiwa bahari sempat terusik juga untuk mengetahui lebih lanjut Ocean World ini. Namun sayang harga tiketnya mahal sekali sekitar 900 bath atau 300 ribu rupiah. Wow! Untuk mengobati kekecewaan saya akhirnya saya hanya berfoto ria di depan area Ocean world ini.
Setelah dari Ocean world kita bisa naik ke lantai 1 dimana di situ terdapat area foodcourt yang sangat besar sekali. Berbagai masakan internasional dapat kita jumpai disini. Daripada di MBK saya lebih rekomendasikan untuk makan malam di foodcourt Siam paragon ini. Selain pilihannya banyak harganya pun sesuai kantong kita kita.
Setelah menjelang malam saya pun kembali ke hotel untuk persiapan pulang ke Indonesia esok harinya. Jalan jalan selama 2 hari di Bangkok cukup mengesankan dan melelahkan. Seandainya ada kesempatan lagi saya ingin berkunjung kembali ke bangkok. Masih banyak sekali tujuan wisata di Thailand yang belum saya jelajahi terutama wisata malam ala Thailand hehehe...sampai jumpa!

Minggu, 03 Oktober 2010

Bangkok On The Spot (1)


Pas lewat tengah malam waktu Karachi akhirnya saya terbang dengan Thai Air meninggalkan kota itu dengan segala keruwetannya. Feeling saya ini adalah kunjungan saya yang terakhir di Pakistan. Penerbangan berjalan lancar menuju Bangkok ada perasaan gembira menyelinap bahwa akhirnya saya bisa pergi juga ke Thailand. Setelah terbang selama 5 jam akhirnya tepat fajar menyingsing saya sudah berada di atas kota Bangkok. Sungai Chao Praya terlihat jelas seperti ular raksasa dikelilingi kerlap kerlip lampu kota. Indah sekali pemandangannya waktu itu.
Setelah menjejakkan kaki di bandara Svarnabhumi saya kelilingi bandara itu dengan penuh takjub menikmati kemegahan desain bangunan dan interiornya yang benar benar digarap dengan detail yang mempesona. Entah kapan Indonesia bisa punya bandara yang megah seperti ini.
Setelah menyelesaikan urusan imigrasi saya keluar dan menuju lantai 3 dimana banyak resto dan kafe berada. Perut dah mulai keroncongan minta diisi tapi pagi kaya gini paling enak makan yang agak ringan dan minuman hangat. Tapi hati hati di Thailand makanan yang mengandung babi banyak sekali. Kalau mau aman cari restoran yang berlabel halal salah satunya The Miracle Food. Tapi berhubung waktu itu tutup akhirnya saya pergi ke store Dunkin Donut. Setelah liat sana sini akhirnya saya kebobolan juga. Saya pilih sandwich isi telor dan ham. saya pikir ham terbuat dari daging sapi tapi setelah saya liat di kamus ternyata daging babi asap. Hueks!. Apadaya namanya juga tak tahu apes.
Untuk menuju kota Bangkok dari Airport ada tiga mode transportasi. Pertama menggunakan Taxi meter, kedua menggunakan Airport bus express ketiga dengan kereta airport train. Sebenarnya saya pingin menjajal dengan kereta tapi setelah tau jalurnya ternyata jauh dari hotel saya berada dan mesti nyambung lagi dengan skytrain. Kalau dengan taksi ongkosnya cukup mahal dan rata2 sopirnya susah ngomong inggris. So akhirnya saya pilih Airport Bus Express yang melewati daerah Pratunam dan turun di depan mall MBK. Dengan ongkos 150 bath (Rp 45 rb) kita langsung diantar sesuai trayek yang dilewati.
Kesan begitu keluar airport sarana transportasi Thailand sangat teratur. Sepanjang perjalanan menuju kota kita melewati tol jalan layang dengan lancar. Kanan kiri jalan di kelilingi gedung gedung perkantoran moderen. Sesekali saya temukan masjid di sepanjang jalan menuju kota. Begitu keluar dari tol kemacetan langsung menghadang. Hmm gak beda jauh sama Jakarta. Setelah lepas dari macet akhirnya saya turun dekat MBK. Dari MBK saya naik ke jembatan BTS dan turun depan National Stadium. Plang hotel Muangphol Mansion akhirnya kelihatan. Setelah chek in dan dapat kamar segera persiapan untuk berpetualang. Bentuk fisik hotelnya cukup tua tapi fasilitasnya cukup lengkap. Berlantai tujuh dan dilengkapi internet corner di lobby.
Rencana hari pertama ini saya akan berkunjung di Pasar Watuchak weekend market sekalian beli beberapa souvenir buat oleh oleh jadi besoknya saya gak direpotkan lagi dengan beli ini itu.
Untuk menuju Watuchak weekend market saya naik Skytrain. Cukup 5 menit jalan dari hotel sudah sampai stasiun National stadium. Atau kalau mau jalan jalan bisa naik dari stasiun Siam dan bisa langsung menuju Stasiun Mo Chit stasiun terdekat dengan pasar watuchak.
Untuk naik Skytrain kita harus tukar uang kertas dengan koin kemudian masukkan ke panel box tempat automatic ticket. Pencet stasiun yang hendak dituju kemudian masukkan koin setelah itu tiket akan keluar otomatis. Hm hampir mirip dengan Monorel di Kuala lumpur cuma yang ini pake koin.Setelah dapat tiket kita bisa masuk ke kereta dan langsung menuju ke stasiun tujuan.
Setelah sampai di stasiun Mo Chit saya langsung keluar dari stasiun dan melewati taman Quenn Sirikit Park menuju pasar Watuchack. Suasana pasarnya mirip dengan pasar pasar2 di Indonesia cuma kebersihannya lebih terjaga dan banyak turis bulenya. Berhubung sudah siang akhirnya saya cari warung buat isi perut. Disebuah warung yang ramai saya coba pesan salah satu makanan khas Thailand yaitu Sticky rice with mango. Dengan uang 50 bath kita udah dapat seporsi Sticky rice. Hmm bentuk luarnya sudah menggoda setelah dicoba rasanya hmm yummy.. nasi ketannya sangat gurih di tambah potongan mangga gadung manis benar benar lezaat. Stelah itu seafood tom yam pun saya lahap...rasanya asam asam pedas..jadi ingat tom yam buatan Noi Prapaporn di india dulu.
Setelah hampir seharian keliling pasar akhirnya saya dapatkan juga beberapa souvenir diantaranya kaos dan kain sutera Thailand. Berhubung ilmu tawar menawar lemah saya selalu beli dua buat alasan nawar. Tapi lumayanlah masih terjangkau di kantong. Tak terasa kaki rasanya udah gempor seharian jalan melulu. Menjelang sore saya putuskan kembali ke hotel dengan memakai Skytrain yang sama. Menjelang magrib saya sudah tiba di hotel. Setelah mandi dan istirahat sebentar acara jalan jalan dilanjutkan ke mall sekitar hotel. Tujuan saya MBK mall favorit orang indonesia buat belanja. Sepanjang jalan menuju mall dipenuhi pedagang kaki lima dengan bermacam macan barang dagangannya. nantilah belanja lagi sekarang waktunya cari makan malam di mall. Setelah muter sana sini akhirnya disalah satu food court saya memesan Nasi Goreng seafood di stan Indonesian food. Lebih aman dari babi dan sudah ketauan rasanya seperti apa hehe. hari pertama di bangkok saya akhiri dengan kecapean. Ada rasa penasaran pengen tau dunia hiburan malam bangkok yang terkenal seperti di Pat Pong tapi berhubung sudah capek dan gak ada teman jalan belum nanti kalo kesasar akhirnya saya cari aman dengan tidur di hotel buat persiapan petualangan keesokan harinya. Untuk jalan jalan hari kedua saya ceritakan di posting selanjutnya. ZZZzzzz.....grookk!

Kamis, 30 September 2010

Lost in Thailand


Ini adalah kunjungan saya yang pertama ke Thailand. Berbagai macam rencana sudah menjejali pikiran saya selama kunjungan singkat di thailand ini. Setelah mencari referensi di internet akhirnya saya membuat perjalanan yang singkat murah namun sudah mewakili kunjungan wisata di thailand khususnya Bangkok.
Saya berencana jalan jalan di bangkok selama 2 hari. Hari pertama saya gunakan untuk mengexplor pusat souvenir dan oleh oleh di bangkok yaitu Pasar Watuchak weekend market. Bangkok adalah surganya belanja karena barang barang disini harganya murah or hampir sama dengan harga di indonesia. Oleh karena itu blusukan di Watuchak weekend market hukumnya wajib bila anda datang ke bangkok. Ini adalah pasar yang sangat besar dan segala sesuatu yang berbau Thiland ada disini. Karena namanya weekend market maka pasar ini hanya buka pada hari Sabtu dan Minggu saja. Dibutuhkan ketrampilan menawar untuk beli di pasar ini so pasti anda akan mendapatkan harga yang lebih murah dr pada tempat lain.
Hari kedua rencananya saya akan habiskan untuk mengunjungi tempat wisata wajib bangkok yaitu Grand palace, Wat Pho dan Wat arun. Karena tempat tersebut berdekatan jadi dapat dilakukan dalam waktu satu hari. Biar lebih menantang menjelajah kota bangkok menuju komplek Grand Palace lewat Sungai Chao Phraya dengan naik perahu akan membuat lebih berkesan daripada naik taksi atau tuk tuk.
Tentunya hal pertama sebelum anda berkunjung ke thailand adalah mencari tempat penginapan atau hotel. Tarif hotel di bangkok sangat bervariasi dari yang kelas backpaker seharga 60ribuan sampai hotel bintang 5 yang jutaan per malam. Untuk hotel kelas backpakers yg murah meriah biasanya berada di daerah Khao san road pusatnya turis backpakers dari seluruh dunia. Berhubung budget saya disokong dari perusahaan jadi saya cari hotel yang sedang tp nyaman dan lokasi strategis dekat dengan pusat perbelanjaan di bangkok. Dan satu lagi harus dekat dengan stasiun BTS skytrain agar akses jalan jalan di kota Bangkok lebih mudah.
Setelah gogling di internet akhirnya saya menemukan hotel yang sesuai dengan kriteria saya yaitu Muangphol mansion. untuk booking kamar dapat kita lakukan via internet di www.muangpholmansion.com. Pertimbangan saya memilih hotel ini pertama harganya sesuai budget saya yaitu sekitar 800 bath atau 270 rbuan dengan fasilitas yang memadai (TV, AC, bathub air panas dll). Kedua dikelilingi pusat perbelanjaan yaitu depan MBK dan sebelah Siam Discovery dan Siam paragon. Ketiga dekat dengan stasiun BTS yaitu sta. national stadium atau sta. interchange Siam. Keempat nyari makanan gampang karena disepanjang jalan terdapat resto dan mau belanja murah pun ada karena dekat dengan pasar malam dadakan di sekitar sta. Siam.
Setelah urusan akomodasi kelar akhirnya berpetualang di Bangkok pun bisa segera dimulai. Cerita detail mengenai petualangan saya di bangkok ada di posting berikutnya. Ciao..

Karachi On The Spot


Saat menjelang bulan ramadhan kemaren saya mendapat tugas lagi dari perusahaan untuk perjalanan dinas ke Karachi pakistan. Ini adalah tugas ke pakistan yg kedua buat saya karena sebelumnya pernah ditugaskan ditempat yang sama. Kalau sebelumnya saya memakai penerbangan Emirates dan Malaysia airline kali ini saya menggunakan Thai Air dengan harapan bisa stay di Bangkok saat pulang nanti.
Setelah menempuh penerbangan selama hampir 8 jam akhirnya saya tiba di Bandara Internasional Jinnah Airport Karachi.
Selama di karachi saya tinggal di Regine Inn hotel terdekat dgn tempat kerja saya yaitu di kawasan West wharf Fish Harbour Port. Tidak ada yang menarik dari kota ini sepanjang jalan didominasi lahan tandus dan lingkungan yang kotor. Secara ekonomi mungkin lebih baik Indonesia daripada pakistan.
Yang berbeda dari kunjungan saya sebelumnya saya akan melewati bulan puasa di
pakistan. Saya pikir sebagai negara Islam bulan puasa akan lebih meriah dari pada Indonesia. Tapi ternyata pikiran saya salah saya tidak menemukan sesuatu yg menarik disana semmuanya biasa saja. Malah dr beberapa orang pakistan yang saya jumpai puasa hanya sebatas kewajiban bahkan ada yang enggan berpuasa karena sibuk dengan urusan pekerjaan.
Pada saat di pakistan waktu itu sedang dilanda musibah Banjir terbesar sepanjang sejarah pakistan. Hampir 60% wilayah Pakistan terendam banjir. Untunglah kota yag saya tempati terhindar dr banjir karena tidak dilewati oleh sungai besar.
Saat sedang musibah banjir di karachi sempat terjadi kerusuhan antar etnis karena persaingan partai politik. Yang bikin ngeri di pakistan senjata api bisa bebas dibawa kemana saja sehingga ketika terjadi bentrok seperti ini biasanya banyak korban berjatuhan akibat luka tembak.
Selama di karachi saya berusaha mencari tempat yang menarik dikunjungi untuk mengusir rasa bosan selama disana. Setelah tanya teman saya Sammy akhirnya saya diantar ke Makam penemu Pakistan Muhammad ali Jinnah.

Makam tersebut berbentuk kubah yang sangat besar dikelilingi taman yang luas beserta musium perjalanan hidup Ali jinnah semasa hidup dibawah makam. Di dalam kubah makam tersebut dikawal 24 jam oleh prajurit AL pakistan. Sungguh besar sekali penghargaan pemerintah pakistan kepada pendiri negara itu. Hmm beda banget dengan makam bung Karno sebagai proklamator Indonesia.
Tempat menarik lainnya adalah Clifton Park Center. Di Karachi terdapat banyak sekali taman-taman kota yang didesain untuk tempat liburan keluarga.
Didalam taman dilengkapi tanaman dan rumput hijau yang sangat luas. Sangat kontras sekali dengan kondisi jalanan di kota Karachi yang sangat gersang. Salah satu taman terbesar adalah Clifton park. Sayangnya saat saya datang berkunjung pada waktu siang hari cuacanya sangat panas sekali. Waktu yg tepat untuk datang ke taman adalah pagi hari atau sore menjelang senja.
Tempat menarik lainnya adalah kawasan pantai Clifton beach. Kawasan pantai clifton berada di sepanjang wilayah kota Karachi. Di pantai tersebut terdapat berbagai macam hiburan antara lain naik unta dan kuda, motor 4 roda dan berbagai kafe dan resto di sepanjang bibir pantai. Ketika musim libur atau weekend pantai clifton menjadi tujuan utama warga Karachi untuk berlibur. Karena bulan puasa pada saat itu pantai kelihatan sepi dari wisatawan. Setelah ambil gambar di sekitar pantai saya sempatkan untuk naik unta di sekitar pantai. Dengan membayar 100 rupee atau sekitar Rp 10.000 anda bisa berkendara keliling pantai dengan naik unta. Asyik bukan.
Tempat makan favorit saya selama di Karachi adalah Kahari Inn open resto. Model restoran ini berada di tempat terbuka dan hanya buka malam hari saja. Menu favorit saya barbeque motton dan chiken. Yang menarik adalah konsep tempat duduknya semi lesehan di dipan besar dengan alas karpet dan dilengkapi bantal besar untuk bersandar. Sangat cocok sekali buat kongkow rame-rame sama teman sambil menikmati kambing bakar atau menghisap sisha. Hmmm..sedapnya!

Setelah sebulan berada di Karachi akhirnya tiba waktunya saya pulang. Dengan penerbangan Thai Air saya akan lanjutkan perjalanan saya ke Bangkok. Ceritanya ada di posting selanjutnya ya. Bubye Karachi.