Senin, 04 November 2013

Super Carnaval Budaya Lampung Indonesia




Ajang budaya bertajuk Super Carnaval Budaya Lampung dilaksanakan pada tanggal 3 November 2013 di Bandar Lampung. Karnaval ini merupakan salah satu yang terbesar di Lampung diselenggarakan dalam rangka acara peringatan Sumpah Pemuda oleh Paguyuban Ridho Berbakti salah satu pasangan calon Gubernur Lampung sebagai wujud tanggung jawab sosial untuk mengembangkan potensi budaya Lampung.








Event karnaval ini diikuti oleh 400 peserta karnaval dari berbagai komunitas suku dan etnik yang tinggal di Lampung. Perlu diketahui Lampung pada masa orde baru merupakan salah satu tujuan transmigrasi dari berbagai daerah di Indonesia. Oleh karena itu berbagai macam suku dari seluruh Indonesia dapat kita temui dan telusuri budayanya terutama pada saat event karnaval budaya seperti ini.



Selain itu pada Super Carnaval kali ini juga dimeriahkan oleh punggawa  Jember Fashion Carnival (JFC) yang terkenal dengan kostum-kostum etnik yang unik dan menarik. JFC akan menampilkan performing art berupa JFC Marching Band dan JFC model talent dengan mempresentasikan kostum bertemakan etik dari seluruh nusantara. Acara ini juga diramaikan oleh 10 kelompok marching band dan 10 kelompok tari kreasi budaya asli Lampung.  Turut serta juga aksi - aksi dari Pasukan Badak Kulon Paku Banten yang terkenal dengan atraksi debus dan ilmu kekebalan tubuh.



Lampung Super Carnival dimeriahkan oleh awak Jember Fashion Carnival (JFC) yang telah menyelenggarakan aksi serupa sejak 1 Januari 2003. JFC akan menampilkan special performing art dari JFC Marching Band dan JFC Talent dengan mempresentasikan kostum bertemakan etnik Indonesia. Acara akan turut dimeriahkan oleh 10 kelompok marching band dari sekolah-sekolah di Lampung dan 10 kelompok tari kreasi budaya Lampung. Total seluruh peserta Carnival adalah 400 orang - See more at: http://lampungcarnival.com/enter/#about
Ajang budaya super istimewa ini bertajuk "Super Carnival Budaya Lampung Indonesia" ini akan menggebrak Bandar Lampung pada 3 November 2013. Event Lampung karnaval adalah yang terbesar se-Lampung, bahkan se-Indonesia. Acara diselenggarakan dalam rangka hari Sumpah Pemuda. - See more at: http://lampungcarnival.com/enter/#about
Ajang budaya super istimewa ini bertajuk "Super Carnival Budaya Lampung Indonesia" ini akan menggebrak Bandar Lampung pada 3 November 2013. Event Lampung karnaval adalah yang terbesar se-Lampung, bahkan se-Indonesia. Acara diselenggarakan dalam rangka hari Sumpah Pemuda. - See more at: http://lampungcarnival.com/enter/#about

Senin, 02 September 2013

Jalan-jalan mudik 2013

Lebaran tahun 2013 kemarin kami merencanakan untuk melakukan perjalanan mudik kembali. Seperti tahun-tahun sebelumnya mudik kali ini kami sekeluarga akan mampir ke beberapa destinasi wisata di sepanjang perjalanan mudik ke rumah kami di Madiun Jawa Timur. Setelah review dari beberapa destinasi wisata di internet akhirnya tujuan utama jalan-jalan mudik kali ini bertemakan alam pegunungan. Maka pilihan kami pun jatuh ke tempat wisata dataran tinggi dieng Wonosobo dan  dan Ketep Pass di Magelang.

Berbeda dengan tahun- tahun sebelumnya yang selalu melalui jalur pantura kali ini saya ingin mencoba jalur Selatan. Setelah persiapan seperlunya di Bandar Lampung saya dan kawan berangkat mudik menuju Purwokerto dulu untuk mengantar kawan-kawan saya yang mau mudik ke Purwokerto. Selajutnya saya balik ke Cirebon untuk menjemput keluarga saya yang stay di rumah mertua di Cirebon. Baru kemudian jalan-jalan mudik via jalur selatan di mulai.

Perjalanan sepanjang Lampung sampai tol Cikampek berjalan lancar tanpa kendala apapun baru setelah keluar dari pintu tol Sadang Purwakarta kemacetan tidak bisa saya hindari. Dari planning awal kami perjalanan Lampung-Purwokerto selama 12 jam molor menjadi 24 jam lebih karena kondisi jalan yang sangat macet di sepanjang jalur Purwakarta sampai Cirebon. Benar-benar perjalanan yang melelahkan mudik tahun ini beda dengan mudik tahun sebelumnya.

Setelah dari Purwokerto saya pulang ke Cirebon. Besok malamnya akhirnya kami pun berangkat mudik ke Madiun Jawa Timur. Selepas dari kota Cirebon pada pukul 23.00 perjalanan via jalur selatan kami tempuh melalui jalur Purwokerto lagi. Selama perjalanan di jalur selatan kami tidak menemui kendala dan lancar jaya hingga mencapai kota Wonosobo di pagi harinya. Karena baru pertama kali melalui jalur selatan membuat rasa penasaran saya bertambah karena melewati kota baru yang jarang kami lewati. Dari Purwokerto melalui Purbalingga hingga masuk Wonosobo kendala utama hanya rasa kantuk yang luar biasa yang tak henti-hentinya menyerang.
Pemandangan dari Gardu Pandang Dieng

 Setelah sempat istirahat beberapa kali akhirnya kami pun menemukan jalur menuju Dataran Tinggi Dieng dari kota Wonosobo. Sempat menemui papan peringatan yang menyebutkan ada hambatab jalan longsor menuju ke Dieng membuat kami ragu tapi setelah tanya sana-sini akhirnya kami putuskan untuk melanjutkan perjalanan karena untuk mobil kecil seperti Kijang LGX yang kami tumpangi masih bisa untuk melewati
daerah yang terjadi longsor.


Kiara narsis dulu di Gerbang Dieng
iPerjalanan mendaki pun dimulai jalanan aspal mulus nan sempit dan berbagai tanjakan pun kami lalui ditambah bus-bus kecil dan ketika melewati pasar membuat kemacetan tidak bisa dihindari. Untungnya hawa pegunungan nan sejuk dan pemandangan alam yang menawan membuat perjalanan semakin menyenangkan. Sepanjang kanan dan kiri jalan didominasi ladang terasiring yang ditanami berbagai sayur-sayuran. Bukit dan lembah yang hijau menambah semangat untuk menikmati keindahan alam di sekitar pegunungan Dieng ini. Tujuan pertama harus dicoba sebelum memasuki kawasan Dieng dan wajib dikunjungi adalah Gardu Pandang. Kawasan ini berupa bangunnan bertingkat dengan landscape pemandangan pegunungan yang menawan. Kami pun akhirnya memutuskan untuk berhenti di spot satu ini. Setelah beberapa kali mengambil gambar bersama anak-anak akhirnya kami melanjutkan perjalanan kembali. Spot lain yang wajib kita kunjungi sepanjang perjalanan ke Dieng adalah gapura yang bertuliskan Kawasan Dieng Plateau. Banyak wisatawan yang berhenti untuk sekedar mengambil gambar dengan latar gapura ini.

 Semakin siang kabut pun mulai turun. Hawa dingin mulai menusuk tulang beruntung kami sudah menyiapkan jaket untuk anak-anak. Tak lama kemudian sampailah kami di Kawasan Dieng. Ada 3 destinasi wajib untuk para pengunjung yang baru pertama kali mengunjungi dataran tinggi Dieng ini yaitu Pertama adalah Komplek Candi Arjuna. Kedua adalah Kawah Sikidang sedang ketiga adalah Telaga Warna. Masih banyak sebenarnya spot-spot wisata lain yang tak kalah menariknya namun untuk kali ini kami hanya prioritaskan tiga spot utama dulu karena keterbatasan waktu.

Komplek Candi Arjuna
Kunjungan pertama kami mulai dengan Komplek Candi Arjuna yang merupakan peninggalan candi Hindu tertua di tanah Jawa. Komplek Candi Arjuna terletak dihamparan luas dengan taman dan ruput hijau terbagi dalam dua barisan.Pada bangunan timur terdapat Candi Arjuna, Puntadewa, Srikandi dan Sembadra. Sedang bangunan barat hanya terdapat satu candi yaitu candi Semar. Di dalam komplek Candi Arjuna sebenarnya terdapat 19 candi namun hingga kini hanya tersisa 8 candi yang masih berdiri kokoh.Di areal komplek candi kita juga bisa mencoba berbagai kuliner khas Dieng yaitu manisan Carica, kopi Purwoceng maupun Mie Ongklok khas Dieng.

Setelah puas kami pun melanjutkan perjalanan ke spot berikutnya yaitu Kawah Sikidang. Kawah Sikidang merupakan salah satu kawah populer yang menjadi tujuan utama pengunjung Dieng. Hamparan batu cadas putih kekuningan menyambut kita begitu sampai diarea parkir. Bau belerang yang menyengat pun menusuk hidung bagi yang tidak terbiasa mungkin akan pusing. Beberapa penjual masker akan berdatangan menawarkan maskernya. Dari kejauhan tampak asap putih mengepul keluar dari mulut kawah terbesar.
Pesona kawah Sikidang dari ketinggian.
Untuk menuju kawah utama kita bisa berjalan kaki maupun menyewa motor trail dengan tarif 50rb per jam. Yang unik dari kawah Sikidang ini adalah tempatnya yang bisa berpindah-pindah. Ini terjadi bila tekanan dari magma diperut bumi mencapai puncaknya sehingga mencari celah baru untuk menjadi kawah baru lagi. Di seputar areal Kawah kita bisa membeli berbagai oleh-oleh berupa cendera mata yang terbuat dari batu belerang maupun buah-buahan khas seperti Carica, kentang merah dan lain-lain.

Kemudian kami melanjutkan perjalanan menuju spot terakhir kami yaitu Telaga Warna. Setelah mengikuti papan petunjuk arah sampailah kami di Area Telaga Warna. Sebelum masuk kawasan ini kita beli tiket masuk dulu sebesar 2000 per orang. Di kawasan ini terdapat 2 telaga yaitu Telaga Warna dan Telaga
Pengilon. Telaga Warna ini terbentuk dari bekas cekungan kawah yang sangat luas sehingga perpaduan
Pemandangan di Telaga Warna
berbagai material alam dan air ketika terkena pantulan sinar Matahari  menghasilkan warna-warni air di permukaan telaga yang sangat indah. Ada perpaduan warna biru, hijau dan kuning  yang terbias sangat menawan yang bisa berubah-ubah warnanya. Selain telaga warna dan telaga pengilon terdapat tiga gua, batu belik dan batu tulis di areal wisata ini. Salah satunya adalah gua Semar, gua Sumur dan gua Jaran. Selain keindahan alamnya berbagai cerita mistis pun menyertai keberadaan gua-gua ini. Yang pasti semua keindahan alam ini merupakan salah satu bukti kebesaran Allah SWT yang patut kita syukuri.

Karena menjelang sore kami pun memutuskan untuk melanjutkan perjalanan mudik menuju Magelang. Kami berencana untuk menginap di salah satu hotel yang terdapat di kota gethuk ini. Perjalanan dari Wonosobo menuju Magelang kami tempuh selama 4-5 jam. Sebelumnya sempat buka puasa di Rumah Joglo yang terkenal dengan ikan Gurame bakar madunya di daerah Temanggung untuk mengisi perut kami. Sampai di kota Magelang sekitar pukul 8 akhirnya kamipun memutuskan untuk menginap di Hotel Borobudur Indah yang terletak di tengah kota Magelang.

Keesokkan harinya perjalanan mudik kami lanjutkan. Dari magelang kami menuju ke pertigaan Blabak untuk menuju ke kawasan Ketep Pass. Diawali dengan jalan sempit dan berlubang kami pun melaju melewati beberapa tanjakan di jalur ini. Jalan ini merupakan jalur alternatif dari Borobudur Magelang  menuju ke Selo dan keluar di Boyolali untuk melanjutkan ke kota Solo.

Mampir ke Ketep Pass Volcano Theater
Selama perjalanan kita akan disuguhi areal persawahan dan pegunungan di apit oleh puncak Merapi dan puncak Merbabu. Ketep Pass sendiri merupakan spot wisata yang berfungsi untuk stasiun pengamatan aktivitas Gunung Merapi. Di kawasan ini telah dilengkapai dengan area gardu pandang lengkap dengan teleskop pengamatan dan yang paling menarik adalah wahana Volcano Theatre yang didalamnya kita bisa menonton film mengenai meletusnya gunung Merapi yang terjadi beberapa waktu lalu. Dengan membayar 7000 per orang kita bisa menikmati film dokumentasi tentang musibah Gunung Merapi yang meletus dan keluarnya uap panas yang disebut Wedus Gembel. Dengan durasi selama 30 menit kami pun puas menikmati suasana mencekam ketika film tersebut diputar. Setelah itu kami pun memandangi puncak Merapi yang begitu kokoh diselimuti awan dan membayangkan kengerian jika peristiwa Merapi tersebut murka kembali. Namun sayangnya cuaca menjadi mendung sehingga puncak merapi pun tertutup awan tebal menyembunyikan kemegahannya.

Setelah puas kami melanjutkan perjalanan melalui jalur pegunungan Selo Boyolali dan lanjut menuju kota
Gardu pandang untuk memantau aktivitas Gn. Merapi
Solo. Dari Solo kami seperti tahun-tahun sebelumnya melalui Karanganyar untuk menuju kawasan Tawangmangu di pegunungan Lawu. Tak banyak yang kami temui disini karena sudah banyak spot wisata yang kami kunjungi sebelumnya seperti Air terjun Grojogan Sewu atau Telaga Sarangan. Tak lama kemudian kami sampai di kota Magetan dan masuk kota Madiun ketika hari menjelang malam. Sesampainya di rumah kami pun puas karena perjalanan mudik kali ini benar-benar mengesankan dan tak terasa tiga kawasan pegunungan telah kami lewati dengan segala keunikannya. Nantikan perjalanan kami berikutnya yang tak kalah menarik dengan perjalanan sebelumnya.

Jumat, 21 Juni 2013

Jejak langkah di Pulau Pahawang Kecil Lampung

Pada akhir tahun lalu saya dan beberapa teman di kantor mengadakan acara jalan-jalan ke pantai. Tempat destinasi yang akan dituju adalah pulau Pahawang di Lampung selatan. Tempat ini dipilih karena memiliki  pantai pasir putih alami dan pemandangan laut yang eksotis. Pulau Pahawang Kecil merupakan salah satu gugusan pulau yang terdapat di Lampung Selatan. Di pulau ini terdapat bungalow milik pengusaha Perancis dan menurut info penjaga pulau ini termasuk areal pulau pribadi sehingga setiap pengunjung yang datang di pulau tersebut harus mengikuti beberapa aturan yang diterapkan oleh pemilik pulau tersebut salah satunya dilarang memasuki area bungalow private tersebut. Sayang ya...di negara sendiri tapi ada pulau indah yang dikuasai oleh orang asing..sedih!



Lupakan masalah pemilik pulau tadi kembali ke Pulau Pahawang untuk menuju ke pulau ini dari kota Bandar Lampung kita bisa mengendarai mobil atau motor menuju ke pelabuhan Ketapang. Jarak dari Bandar Lampung ke pelabuhan Ketapang sekitar 10 km menyusuri jalan berkelok-kelok di sekitar Teluk Betung. Sesampainya di Ketapang kita harus menghubungi nelayan setempat untuk menyewa perahu. Tarif persewaan perahu dengan kapasitas 8-10 orang sekitar 250 ribu PP. Waktu yang dibutuhkan untuk menyeberang ke pulau Pahawang sekitar 45 menit. Selama perjalanan kita akan melewati beberapa pulau kecil dengan hutan bakau yang masih lebat dan sekumpulan burung burung yang terbang mengelilingi hutan yang masih alami di pulau tersebut. Sungguh pemandangan yang sangat menakjubkan.


Selama perjalanan di dalam perahu cukup membuat jantung berdebar.. karena ketika perahu memecah ombak air terpecah dan mengenai wajah atau tangan kita.. Berasa asin, pedih jika terkena mata.. Cukup memacu adrenalin juga sebenarnya saat berlayar di atas perahu ini ketika menerjang ombak perahu menjadi terguncang-guncang sehingga bagi yang tidak terbiasa di laut mungkin membuat pusing akibat mabuk laut. Setelah berlayar selama 45 menit sampailah kami di pulau Pahawang kecil. Pantai putih bersih menyambut kedatangan kami. Air laut yang biru dan hijau sungguh menantang untuk diselami. Dari atas perahu saja sudah kelihatan sekumpulan batu karang dan sekumpulan ikan yang berkeliaran dibawahnya. Sayang saat itu kami lupa membawa peralatan selam seperti snorkling jadi kamipun hanya terkagum-kagum dari atas perahu.

Setelah minta ijin dengan penjaga pulau saya dan teman-teman pun langsung berenang dan bermain pasir putih dan yang paling keren ketika air laut surut pulau Pahawang kecil ini akan tersambung dengan Pulau Pahawang Besar di sebelahnya sehingga kita pun bisa menyeberang ke pulau dengan jalan kaki. Banyak sekali biota laut yang bisa kita temukan di pulau ini selain jenis kerang-kerangan ada pula berbagai jenis bintang laut dan kima (Tridacna Gigas). Hati hati kalau berenang di area padang lamun (ilalang laut) karena masih ditemukan ular laut yang sedang bersembunyi di sela sela lamun. Perlu diketahui bisa ular laut ini lebih ganas dari bisa ular cobra sekalipun. 

Selain pulau Pahawang Kecil sebenarnya masih banyak pulau yang bisa kita kunjungi di sekitarnya namun karena cuaca tidak mendukung akhirnya kami putuskan untuk kembali ke Pelabuhan Ketapang dengan perahu yang sama. Begitulah pengalaman indah selama perjalanan ke Pulau Pahawang kecil masih ada pantai-pantai eksotis lainnya di wilayah  Lampung seperti Pantai Mutun dan Teluk Kiluan. Next time pastinya.



Kamis, 20 Juni 2013

My Gear for Travelling Photography

Selama travelling tentunya tidak lengkap kalau tidak ada dokumentasi selama perjalanan. Oleh karena itu untuk para traveller tentunya punya gear kamera kesayangan. Untuk keperluan dokumentasi dan berburu foto-foto eksotis selama perjalanan saya menggunakan kamera Sony NEX F3. Sebelumnya saya menggunakan kamera prosumer Fujifilm Finepix HS10. 

Saya sudah dua kali menggunakan produk kamera Fujifilm yaitu S2000HD dan HS 10. Untuk pemula kamera ini sangat cocok untuk belajar fotografi dari mode auto yang tinggal jepret sampai mode manual yang harus mikir-mikir sebelum jepret. Untk Fujifilm S2000HD sudah menemani perjalanan saya selama di Pakistan part 2 dan Thailand serta mudik edisi 2010. Sedang Finepix HS10 menemani hunting sewaktu ke Pakistan  part 3 dan di Hongkong-Macau serta mudik edisi 2012. Hasil foto dari kamera ini cukup memadai untuk hunting selama travelling karena praktis tidak perlu berganti lensa. Cuma karena merupakan kamera prosumer yang bersensor kecil pada kondisi low light atau malam hari hasilnya pas-pas an. Hal ini saya alami pada waktu jalan-jalan ke Hongkong ketika Nite photo session sewaktu di Victoria Harbour maupun Victoria Peak sangat susah sekali untuk mengunci fokus dan hasil foto yang detail. Walaupun sudah saya atur speed dan aperture bukaan besar sekalipun kadang hasilnya malah OE (over exposure). Hanya ketika untuk foto landscape pada siang hari dengan cuaca cerah hasil fotonya cukup bagus tone yang terekam lumayan indah walupun kadang mesti perlu dikoreksi level exposure dan kontrasnya. 


Sekarang saya menggunakan kamera mirorrless Sony NEX F3 dengan dua lensa kit yaitu SEL 18-55mm dan SEL 16mm. Ini juga kamera Sony kedua saya sebelumnya saya menggunakan Sony NEX 5 tapi berhubung ada buyer yang minat jadi dilego aja hehe. Mengunakan kamera Nex F3 dengan sensor besar setara kamera DSLR hasilnya tentu lebih baik daripada kamera prosumer. Dengan mudah saya bisa mengambil gambar dengan bokeh (background ngeblur) dimana dengan kamera prosumer sangat susah sekali. Selain ringan dan praktis banyak fitur-fitur yang memudahkan bagi fotografer pemula. Kelemahannya hanya pada tidak adanya fasilitas viewfinder seperti DSLR. Ini adalah konsekuensi dari sebuah kamera mirorless karena dengan tanpa cermin bentuk body bisa lebih ramping dan kompak. Kesulitannya ketika foto disiang hari layar LCD tidak bisa terlihat jelas sehingga mengganggu menemukan komposisi warna yang tepat. Tapi overall hasil jepretannya sangat memuaskan. 

Rabu, 19 Juni 2013

Jalan-jalan Mudik 2012

Setelah sekian lama absen kini saya nongol lagi di blog. Jalan-jalan ketika mudik tahun 2012 kemaren ternyata belon diposting hehe...lebih baik terlambat daripada tidak. Setelah edisi mudik 2010 sayangnya mudik edisi 2011 kami tidak plesir kemana-mana jadi selama lebaran kami habiskan di rumah Cirebon dan Madiun. Baru pada tahun 2012 kemarin saya ada kesempatan untuk melakukan perjalanan mudik lagi bersama keluarga.

Pada edisi tahun kemarin saya mudik dari lampung menuju madiun. Sepanjang perjalanan saya mencari tempat-tempat wisata yang bisa disambangi dalam perjalanan mudik. Akhirnya tujuan yang kami sepakati adalah Umbul Sidomukti di daerah ungaran dan grojogan sewu di tawangmangu Jawa tengah.


Perjalanan saya mulai dari kota Bandar Lampung tempat dimana saya ditugaskan oleh perusahaaan. Dengan mobil Kijang LGX milik kantor saya cukup pede untuk memulai perjalanan. Sebelumnya kami menggunakan mobil Toyota Great Corolla performanya cukup memuaskan tapi kapasitasnya kecil untuk keluarga hehe.


Dari Lampung saya berangkat jam 19.00 sampai Cirebon agak sore untuk jemput keluarga sekalian istirahat dirumah mertua dulu. Besok malamnya baru berangkat menuju madiun. Sampai semarang pukul 07.00 karena sempat macet saat masuk kota. Setelah lepas dari semarang barulah kami masuk kota Ungaran. Dari semarang ke ungaran kami lewat tol baru Semarang - Solo yang baru setengah jadi. Jalannya muluss abiss dengan pemandangan bukit semarang yang indah. 


Untuk menuju ke Umbul Sidomukti setelah keluar dari kota Ungaran kita belok ke kanan ke arah Bandungan. Setelah tanya sana-sini ketika sampai di pasar Jimbaran belok kanan melalui jalan desa yang cukup sempit. Melewati jalan ini harus hati-hati karena selain menanjak kondisi jalan tidak rata dan licin. Setelah sekitar 1-2 km melewati perkampungan dan persawahan sampailah kami di sumber air Umbul Sidomukti. 


Kawasan wisata umbul Sidomukti merupakan salah satu Wisata Alam Pegunungan di Semarang, berada di Desa Sidomukti Kecamatan Bandungan Kabupaten Semarang. Kawasan wisata ini dengan didukung fasiltas & Servis: Outbond Training, Adrenalin Games, Taman Renang Alam, Camping Ground, Pondok Wisata, Pondok Lesehan, serta Meeting Room.




Ada empat buah kolam yang bertingkat dan dapat dipilih sesuai kedalaman yang diinginkan. Airnya sangat dingin, jernih dan menyegarkan. Selain itu ditambah pula dengan beberapa sarana olahraga menantang keberanian di sisi kolam. Terdapat lintasan flying fox dengan dua pilihan track, marine bridge di lembah, rapeling menuruni lembah sisi kolam, dan ATV, kolam renang alami dan jalur trekking. Taman renang umbul alam Umbul Sidomukti terletak di lereng gunung ungaran dengan ketinggian 1200 dpl, diapit jurang dikedua sisinya.
Rasa cape dan lelah setelah jalan semalaman dari Cirebon terbayar tuntas setelah melihat kolam jernih dan bening dengan pemandangan pegunungan dan lembah yang sangat indah. Setelah ganti baju saya dan anak saya Kena dan Kiara langsung nyebur wuih bbbrrrrr...airnya dingin tapi menyegarkan. Dikolam yang terbesar terdapat sumber air yang selalu menyemburkan air jernih dan segarr. Kebetulan karena masih pagi pengunjung yang datang masih sepi jadi kami bisa berenang sepuasnya dikolam seperti kolam pribadi sendiri hehe..
Tak terasa waktu sudah beranjak siang akhirnya kami harus meneruskan perjalanan kembali ke Madiun. Setelah lelah perjalanan semalam ditambah cape berenang saya diserang ngantuk yang amat sangat akhirnya kami kembali menepi untuk memejamkan mata sebentar ditambah jalur Semarang Salatiga macet karena volume kendaraan yang sangat banyak membuat saya semakin kecapaian. 
Setelah tidur sekejap kondisi badan mulai fresh kembali perjalanan kami lanjutkan menembus kemacetan di daerah Salatiga. Kebetulan ada yang kasih petunjuk jalan alternatif melalui jalan-jalan desa cukup membantu untuk menghindari jalur utama yang sedang macet. Selepas dari salatiga perjalanan cukup lancar sampai di kota Solo. Di solo kami mencari hotel untuk istirahat  dan kami menemukan hotel di Jl. Salmet Riyadi tidak terlalu besar tapi cukup untuk sekedar istirahat semalem. Tak banyak yang kami lakukan di Solo karena kondisi jalanan yang macet rencana wisata kuliner pun terpaksa dibatalkan karena si kecil rewel. Kami cuma mencicipi bebek H.Salmet  Kartasura padahal di Cirebon pun juga ada malah lebih gurih cabang di Cirebon daripada cab di Solo ini hadeuuh.
Keesokan paginya perjalanan dilanjutkan menuju Madiun melalui jalur Tawangmangu. Jalur ini adalah jalur alternatif menuju Madiun-Surabaya selain jalur utama yang melewati Sragen-Ngawi. Selain lebih singkat pemandangan yang dilalui sangat indah karena merupakan jalur pegunungan di lereng gunung Lawu.Setelah melewati tanjakan yang cukup tinggi sampailah kami di pasar wisata Tawangmangu. tak banyak yang dilihat dipasar ini karena suasana menjelang lebaran sangat ramai sekali. Setelah melewati pasar Tawangmangu ada petunjuk ke arah Grojogan Sewu belok ke kiri. Grojogan sewu mempunyai dua pintu masuk yaitu pintu bawah dan pintu atas. Kami melalui pintu bawah karena medannya datar cukup ringan dan  cocok untuk anak-anak sedang pintu atas medannya cukup curam walaupun sudah dilengkapi tangga tapi cukup melelahkan. 
 Setelah membayar karcis masuk kami melalui jalan setapak ditengah hutan pinus. Jalan menuju ke air terjun sudah dipaving sehingga nyaman dan tidak licin. Di sepanjang jalan banyak pedagang yang jual makanan dan minuman ada pula penjual makanan khas tawangmangu yaitu sate kelinci tapi berhubung bulan puasa kami dan anak-anak tidak tergoda untuk mencicipinya. Tak lama sampailah kami di air terjun Grojogan Sewu. Pemandangan menakjubkan terhampar didepan dengan ribuan galon air seakan-akan dicurahkan dari atas tebing membentuk pancuran raksasa yang berbuih dengan deru suara yang menggelegar. Udara sejuk pegunungan dan embun yang yang semerbak disekitar air terjun menambah kenikmatan wisata alam ini.
Air terjun yang terletak 27 km arah timur kota Karanganyar ini memiliki ketinggian sekitar 80 meter. Meskipun bernama Grojogan Sewu atau air terjun seribu bukan berarti jumlah air terjunnya seribu buah. Disini terdapat satu air terjun utama dan beberapa titik air terjun lainnya. Bila ingin melihat air terjun lebih dekat, kita harus melewati bebatuan tajam dan besar. Sebenarnya untuk mendekati air terjun ini sudah ada larangan, namun banyak pengunjung yang tak menghiraukannya. Disarankan untuk tidak berenang atau berendam di bawah pancuran air terjun karena derasnya air yang jatuh bisa melukai tubuh. Fasilitas lain yang ada di kawasan ini antara lain kios cenderamata, musholla, toilet, penjual bunga abadi edelweiss, taman bermain anak, taman binatang hutan dan sarana outbound seperti flying fox dan jembatan tali juga ada disini. Selain itu ada persewaan kuda untuk berkeliling di hutan wisata ini dan ada pula fasilitas arung jeram mini menyusuri sungai kecil yang penuh batu-batu besar. Hanya dengan membayar 11.000 kita sudah bisa mengarungi derasnya sungai dari air terjun Grojogan Sewu ini. Anak saya pun tak sabar ikut mencoba arung jeram ini dan pastinya aman untuk anak-anak sekalipun.
Setelah puas bermain disekitar air terjun akhirnya kami memutuskan untuk melanjutkan perjalanan mudik kami. Hati hati selama di area air terjun Grojogan Sewu ini karena banyak monyet liar yang usil mengambil makanan maupun ba

rang-barang milik pengunjung. Anak saya yang kecil pun sampai jatuh bangun gara-gara ketakutan didekati oleh gerombolan kera yang mau mengambil botol susu anak saya. Tapi over all berwisata di Grojogan Sewu ini sungguh mengasyikkan. 
Setelah dari tawangmangu perjalanan kami lanjutkan melewati Cemoro sewu. Cemoro sewu merupakan salah satu gerbang untuk pendakian ke puncak Gunung Lawu. Disekitarnya terdapat warung-warung tenda dengan view pegunungan dan lembah lereng gunung lawu. Selain itu tak jauh dari cemoro sewu kitapun bisa menemukan tempat wisata lain yaitu Telaga Sarangan. Tapi karena kami sudah sering berkunjung kesana Telaga Sarangan hanya kita lewati dan melanjutkan perjalanan menuju kota Madiun. Tak lama kemudian sampailah kami di rumah madiun dan berlebaran dengan keluarga. Thanks ya tetap ikuti Jalan-jalan mudik tahun ini masih banyak spot tempat wisata yang akan kita kunjungi. See ya