Kamis, 14 Agustus 2014

Mudik 2014 part 6 [Taman Safari Eaaa....]

Narsis di depan kolam renang hotel.
Pagi-pagi kami bangun dan tentu saja anak-anak langsung nyebur ke kolam renang tak peduli dinginya air di Puncak. Sementara si kecil kania bermain di playground sambil disuapin mamanya. Kl saya...so pasti narsis dulu disekitar kolam renang he..he. Setelah foto sana-sini saya coba lihat menu breakfast di restoran hemm standar cuman nasgor sama mi goreng. Minumnya ada teh dan kopi ada juga jus abal-abal alias pake sirup rasa jeruk. Setelah kami sarapan kita pun segera berkemas-kemas untuk persiapan check out. Kelar urusan check out dan packing barang-barang mobil saya arahkan ke Taman Safari yeyy...

Di Puncak ketika pagi lalu lintas menjadi satu arah dari Jakarta menuju Puncak untungnya hotel Parama terletak sebelum Taman Safari jadi kami tinggal mengikuti arus searah menuju Taman Safari. Hal yang belum saya perhitungkan ketika pesan kamar hotel di Puncak. Sekitar 10 menit perjalanan kami sudah sampai di Gerbang luar Taman Safari hemm anak-anak sudah tak sabar ingin melihat binatang-binatang langsung dari jendela mobil. Tak lupa kami membeli beberapa ikat wortel untuk makanan para binatang yang akan kita temui nanti.

Seekor gajah lagi menyapa pengunjung
Berdasar hasil browsing di internet tiket masuk ke Taman Safari sekitar 75 rebu rupiah tapi alangkah kagetnya ketiga hendak mencapai gerbang tepampang baliho tiket masuk sebesar 140 rb untuk dewasa dan 130 ribu untuk anak-anak. Haduuhhh....diluar perkiraan ini setelah ditotal biaya masuknya mencapai Rp. 695 ribu rupiah sudah termasuk tiket terusan permainan dan parkir mobil..wew. Ya sudah hajar saja mumpung lewat Puncak nih....

Dihadang segerombolan kerbau di jalan
Tiket mahal memang terbayar dengan keseruan dan keasyikan selama perjalanan di dalam Taman Safari. Kita bisa berinterkasi langsung dengan hewan-hewan yang bebas berkeliaran di sepanjang jalan. Anak-anak sangat senang sekali ketika melihat hewan yang mendekat ke jendela mobil dan kita beri makan langsung wiihhh.....ngeri-ngeri sedaap...apalagi ketika moncong zebra dan belalai gajah masuk kedalam mobil hingga busa-busa liurnya menetes didalam mobil tentu saja anak-anak ketakutan dan jijik melihatnya. Semakin ngeri ketika masuk kawasan singa dan harimau sumatra hiii...
Ada yang berkeliaran di sepanjang jalan ada juga yang diam dan menatap mobil yang berseliweran seakan-akan hendak memangsa pengunjung yang berada di dalam mobil. Seru deh pokoknya..........

Setelah perjalanan mengelilingi berbagai macam hewan berakhir kami masuk ke tempat arena pertunjukan dan restoran serta berbagai wahana permainan. Sayangnya saat tiba disana hujan deras turun tak henti-hentinya. Akibatnya rencana untuk berkeliling batal dan berbagai animal show dihentikan.

Seekor zebra memamerkan moncongnya 
Duh apes bangett..mana hujannya lama sekali ga brenti-brenti. Ditambah Kena dan Kiara mulai rewel dan ngambek karena keinginannya tak diuruti semakin bete pula kami akhirnya. Setelah hujan mereda menjelang sore kami putuskan untuk keluar dan pulang karena anak-anak dan mamanya tambah bete akibat hujan, lapar dan anak-anak merengek gak henti-henti.  Hemm tiket permainan terusan yang menempel di pergelangan tangan sia-sia tidak terpakai satupun. Ya sudahlah mungkin belum rejekinya mungkin tahun depan kita bisa mampir kesini lagi dengan cuaca yang lebih menyenangkan.

Ketika sore hari mulai pukul 3 keatas diberlakukan sistem buka tutup sehinggga arus lalu lintas menjadi satu arah dari arah Puncak menuju Jakarta jadi kami pun tanpa kesulitan melanjutkan perjalanan menuju tol jagorawi untuk pulang ke Bandar Lampung. Selama perjalanan tidak ada hambatan yang berarti termasuk ketika hendak menyeberang di pelabuhan Merak-Bakaheuni. Menjelang tengah malam akhirnya kami tiba dengan selamat di rumah Bandar Lampung. Hemm benar-benar liburan yang mengesankan tak sabar untuk menunggu acara libur lebaran tahun depan hehe....ikuti terus perjalanan mudik kami tahun depan yaaaa..see ya!


Selasa, 12 Agustus 2014

Mudik 2014 Part 5 [Ke Puncak...]

Keesokan paginya kita santai dulu menikmati suasana hotel. Kenna dan Kira pagi-pagi udah ngajak berenang lagi mumpung masih sepi. Akhirnya mereka berenang sama mamanya sementara saya narsis dulu di sekitar hotel ini hehe..mau berenang tapi airnya dingin ga jadi deh. Setelah berenang dan mandi kami mulai packing barang bawaan yang semakin menggunung mulai baju, makanan, oleh-oleh, bantal guling pokoknya seabrek dehh...
Anak-anak narsis di salah satu sudut hotel
Sekitar pukul 10 akhirnya kami check out dari Hotel Grha Ciumbuleuit. Dengan mengandalkan Google Maps kita coba lagi untuk mencari arah ke Padalarang atau Cianjur dan seperti biasa kami malah diputer di jalan-jalan yang kecil dan berliku yang membuat semakin bingung...fiuh akhirnya saya nyerah mengikuti petunjuk GPS abal-abal ini. Setelah tanya sana sini akhir saya kembali ke jalan yang benar...dengan menyusuri jalan Cihampelas lanjut ke jalan Juanda sampailah di pintu tol Pasteur.

Batagor yummy...tapi mahal amirr..
 Akhirnyaa.......... menjelang pintu tol kami menjumpai sederetan pusat oleh-oleh mumpung lewat saya pun singgah sebentar untuk cobain batagor khas bandung. Rasanya enak sih tapi ketika sampai kasir ngedumel juga dalam hati. Seporsi batagor dikenai harga 30 ribu gila..total habis 120 ribu untuk sarapan pagi itu. Beeeuhh...padahal di kota kami harga seporsi batagor sebuah franchise makanan dr bandung  tak lebih dari 15 rebu. Busyeet dah di kota asal batagor sendiri malah lebih mahalll....semakin manyun pula ketika mau beli chocodot di dekat situ kena harga 25 rebu padahal waktu di cerebon chocodot yang sama cuma 20 rebu!! Piye toh kok malah lebih murah di luar kota bandung drpd beli di bandung sendiri....at least beli satu aja cuma ngetes rasa chocodot itu kaya apa ternyata seperti coklat biasa malah lebih enak silverqueen menurut saya cuma menang kemasannya aja yang kreatip khas anak muda gaul.

Macet di puncak..sabarr
Sambil ngedumel dalam hati perjalanan kami lanjutkan menuju puncak via Cianjur. Menjelang masuk kota Cianjur ada pengumuman bahwa jalur Puncak macet total dan lalu lintas dialihkan menuju Sukabumi. Waahh padahal saya sudah booking kamar hotel di Puncak wes kami pun nekat lewat jalur puncak lagi kalo macet ya apes lah namanya juga lebaran daripada hangus booking hotelnya..orang udah dibayar geh....
Ketika sampai daerah Cipanas lalu lintas mulai padat merayap tapi masih jalan walaupun tersendat. Setelah melewati perigaan Cimacan jalan mulai lancar lagi sampai daerah Puncak Pass. Begitu turun bertemulah dengan yang namanya macet di Puncak. Hampir 3 jam kendaraan kami tidak bergerak sama sekali. Baru jalan sebentar setelah masjid Ta'awun macet kembali melanda. Pasrah...cuma menunggu jalur dari Jakarta ditutup biar lancar tapi polisinya kok lama sekali....

Bermain di kamar hotel..legaaa!
Menjelang sore kami pun sampai di tempat tujuan yaitu Hotel and Resto Parama Puncak. Masuk kategori hotel berbintang tiga di daerah Cisarua dekat dengan pintu masuk Taman Safari. Saya mengambil kamar type Superior twin bed. Kamarnya cukup luas tidak sekecil hotel kemarin ada fasilitas Bath up juga jadi anak-anak pasti berendam gak mentas-mentas. View dari kamar adalah kolam renang yang dilengkapi waterboom hemm....sudah ketahuan siapa yang paling heboh kalau liat ini.
Sayang cuaca sore di Puncak sedang tidak bersahabat hujan turun tak henti-hentinya membuat malas untuk keluar jadilah kami hanya istirahat di kamar saja. Besok kita akan jalan menuju TKP terakhir yaitu Taman Safari horeee.....[To be continued..]





Senin, 11 Agustus 2014

Mudik 2014 part 4 [Jalan-jalan di Bandung]

Tampak depan Guest house Grha Ciumbuleuit
Perjalanan dari Lembang ke Bandung kami tempuh kurang lebih 1 jam dengan kondisi padat merayap sepanjang jalan Setia budi. Dengan mengikuti petunjuk jalan yang ada akhirnya kami temukan jalan Ciumbuleuit. Setelah sejenak makan siang di food court Supermarket Yogya kami langsung check in di Guest House Grha Ciumbuleuit. Hotelnya sangat nyaman sekelas hotel bintang 3 saya booking via pegi-pegi.com jauh hari sebelumnya seharga Rp. 330rb tanpa breakfast. Dan yang pasti hotel tersebut ada fasilitas kolam renang hal yang sangat disukai oleh anak-anak. Maka begitu beres-beres di kamar anak-anak langsung ganti baju dan nyebur di kolam renang hotel.

Kolam renang hotel..byuurrr.
Kolamnya sih ga terlalu luas tapi bersih dan rapi kebetulan sore itu banyak anak-anak juga yang lagi berenang jadi suasananya sangat ramai. Yang tidak saya suka hotel ini hanya kamarnya saja yang sempit. Luas kamar mandi di dalamnya makan hampir separo dari luas kamar sisanya untuk double bed, meja dan tv LED. Harga makanan di dalam hotel juga standar ga semahal menu hotel lainnya. Ada live show music juga setiap malam minggu pokoknya rekomended banget. Setelah selesai acara berenang kami pun bersiap-siap untuk jalan-jalan sore di kawasan Cihampelas.


Di kamar hotel...sempit bingits!
Shoping jeans dan kaos bandung pastinya. Hanya berkendara sekitar sepuluh menit kami sudah sampai di jalan Cihampelas. Berhubung malam minggu jelas macet tak bisa dihindari lagi. Apalagi cari parkiran pinggir jalan sulitnya setengah mati untung kami dapat pakir depan Cardinal Store tapi musti bayar 5 ribu perak tak apalah setahun sekali ini. Kalau saya jadi walikota Bandung Jalan Cihampelas ini akan saya buat trotoar yang luas buat pejalan kaki agar nyaman berbelanja. Macet jelas tidak bisa dihindari makanya mending akan saya buat jalur motor dan mobil hanya satu jalur saja jadi ada sisa space jalan yang agak luas yang bisa dijadikan pedestrian untuk para pejalan kaki. Ngimpi... Masa saya dan keluarga harus mepet-mepet berimpitan dengan pedagang kali lima dan motor yang lalu lalang di jalan sungguh berbahaya dan hak pejalan kaki benar-benar dipinggirkan. Sementara mobil dan motor berebutan mencari celah-celah yang bisa dilewati.

Setelah keluar masuk store saya dapat celana jeans dengan harga murah tak lupa beli oleh-oleh berupa kaos Bandung.Tak lama jalan kaki saya masuk kawasan Ciwalk barulah tempatnya lega dan luass....jalan kaki bisa leluasa dengan nyamannya apalgi tempatnya teduh dan cozy banget. Pantes banyak ulasan-ulasan tentang tempat ini di media online. Mall dengan konsep outdor seperti ini memang menyenangkan kalau cuaca mendukung mengingatkan saya pada suasana mall jalanan dengan konsep yang sama seperti di Hongkong maupun Singapore hehehe...
Suasana jalan Cihampelas yang ramai

Belum lama jalan di Ciwalk Kenna dan Kiara mulai rewel ketika melihat outlet Pizza Hut dan Game Zone. Acara jalan-jalan di Ciwalk jadi buyarr karena mereka mogok jalan kalau keinginannya gak dipenuhi...hadeehh yang kaya gini yang bikin esmosi kalo lg jalan sama anak-anak. Mak Nyak pun juga ikutan esmosi akhirnya ngajak pulang ke hotel gara-gara anak-anak rewel minta jajan. Wes ya sudah pulanglah ke hotel...planing saya untuk jalan dan berfoto ria di bangunan unik yang berada si dalam Ciwalk pun buyar seketika. Sambil ngedumel sepanjang perjalaman akhirnya kita putar balik ke hotel. Bener-bener jengkel juga ngliatnya secara baru kali ini jalan di Bandung eh malah pada ngambek dan minta pulang semua sabarr...sabarr...
Salah satu sudut Ciwalk

Sambil ngeles-ngeles akhirnya mobil ga jadi balik ke hotel tapi saya arahkan ke kawasan Puclut yang kebetulan searah dengan jalan menuju hotel. Melalui jalanan sempit dan tanjakan yang cukup tinggi saya sempat kebingungan mencari arah Puclut. Suara Mitsu Kuda Silver menderu-deru menyemburkan asap hitam teball ketika menapak tanjakan Punclut yang cukup tajam. Ditambahan banyaknya kendaraan yang menuju kesana menyebabkan beberapa titik jalan menjadi macet ketika berpapasan dengan kendaraan dari depan. Belum lagi ada segerombol Pak Ogah yang meminta pungutan liar dengan alasan sumbangan pembangunan  untuk daerah setempat maupun sumbangan tujuh belasan...hadeh!

Setelah melewati beberapa jalan tanjakan akhirnya kami sampai di kawasan Puncak Ciumbuleuit alias Punclut yang merupakan deretan rumah makan dengan view kota Bandung di waktu malam. Kami memilih RM Sangkan Hurip yang cukup ramai apalagi mencari parkir tempat ini juga cukup sulit karena sempitnya jalan. Masing-masing rumah makan sudah mempunyai kapling parkir sendiri-sendiri jadi kita kalau parkir didepan sebuah rumah makan berarti harus beli di rumah makan tersebut.
Kawasan Punclut di malam hari

Menurut saya kawasan Punclut ini sangat tidak memadai dari sisi ekologi atau lingkungan. Kawasan ini dipenuhi bangunan entah liar atau tidak dan diekploitasi untuk kepentingan bisnis semata. Sementara volume jalan dan kendaraan yang lewat pun sudah tidak seimbang terkesan semrawut. Makan dengan view kota bawah di malam hari menurut saya juga tidak terlalu istimewa dan menu yang disuguhkan pun standar seperti lalapan ayam/bebek goreng yang bikin beda hanya suguhan nasi merah untuk teman makan malam.

Cukup sekali ini saja saya datang ke Punclut sekedar mengobati penasaran tentang daerah Punclut hehe saya lebih senang di kawasan Dago Pakar dengan konsep yang sama tetapi didukung jalan dan kawasan yang lebih luas dan tertata rapi walaupun lebih mahal tapi puasss...........

Setelah kenyang kita pun balik ke hotel hemm senangnya....suguhan live music di lobby hotel sepertinya tidak menarik perhatian tamu-tamu hotel termasuk saya..kasian ngeliatnya ada band yang perform tanpa penonton padahal lamat-lamat suara vocal dan musicnya cukup lumayan juga tap karena sudah lelah saya pun terlelap di kamar hotel yang nyaman walaupun sempit hehe. Besok kami akan check out dan melanjutkan perjalanan menuju TKP terakhir yaitu Puncak. [to be continued..]


Jumat, 08 Agustus 2014

Mudik 2014 Part 3 [Floating Market Lembang]

Keesokan harinya kami pun bersiap packing dan chek out dari hotel. Planing hari ini kami akan menuju Floating Market Lembang dan menuju Bandung untuk check in hotel di kawasan Ciumbuleuit. Setgelah berkemas-kemas kami pun meluncur ke Floating Market. Berhubung masih pagi suasana di TKP belum terlalu ramai. Cari tempat parkir masih mudah. Sekedar info ketika musim liburan seperti sekarang daerah ini akan sangat ramai sampai cari tempat parkir pun kesulitan dan meluber di pinggir jalan sekitar Floating Market.
Pose didepan pintu masuk 
Setelah parkir kami masuk ke dalam area Floating Market. Rumah bernuansa tradisional Sunda menyambut kami di pintu masuk. Sebelumnya tukar uang dengan koin dulu soalnya sistem pembayaran selama di Floating market adalah dengan koin. Tak lupa kita berfoto ria di depan koin selamat datang di area kedatangan. Setelah itu kita jalan menikmati pemandangan danau buatas yang asri dan bersih. Benar-benar tempat wisata yang sangat cocok untuk keluarga. Disana kita bisa menemui berbagai wahana permainan darat maupun air. Ada juga kolam-kolam yang penuh dengan angsa yang ditata rapi dan indah. Tempat berjualan souvenir dan resto di tempatkan di rumah-rumah bernuansa tradisional benar-benar tempat ini memanjakan mata. Sejauh mata memandang dipenuhi dengan taman yang asri berlatar pegunungan ditambah danau yang indah dan bersih. Kiara dengan senangnya masuk wahana taman Kelinci. Disana dia bisa berinteraksi langsung dengan binatang kelinci sekaligus memberi makanan wortel. Sedang Kenna menjajal wahana paket adrenalin Flying Fox. Mereka benar-benar riang gembira menikmati berbagai macam permainan yang tersedia di tempat tersebut.
Pemandangan danau dan pulau buatan.

Tak lupa kita mencoba wisata air yang tersedia disana ada kereta air, sepeda air, kano dan lainnya. Kiara dan Kenna di naik kereta air mengitari danau yang lumayan luas. Sementara si kecil Kania maen pesawat-pesawat di dekat sana. Semakin siang suasana semakin ramai dengan pengunjung yang berjubel mulai memenuhi berbagai tempat. Dan perut kami pun mulai keroncongan saatnya untuk mencoba menu kuliner yang tersedia di food court.
Suasana permainan air di Floating Market berlatar pegunungan.

Deretan both makanan berbentuk perahu

Sistem penataan menu makanan di Floating Market ini sangat unik. Setiap penjual makanan ditempatkan di booth berbentuk perahu dan mengambang di pinggir danau. Berbagai makanan dapat kita temui disini dari makanan tradisional sunda, jawa sampai fast food pun ada. Saking ramainya untuk mencari tempat duduk dan meja buat makan pun sangat susah. Ratusan orang hilir mudik bergantian membuat kami pun susah mencari cari tempat yang cocok untuk makan siang.


Durian bakar with ice crem vanila..yummy.
Akhirnya setelah dapat tempat saya mencoba untuk mencicipi salah satu menu disana yaitu Durian bakar toping Vanila ice cream. Hmm yummy. Menu ini bisa kita dapatkan seharga koin 30 rb. Sementara anak-anak membeli arumanis Pelangi dan sosis bakar. Rata-rata harga makanan di food court 20 rb. Selain itu kita bisa menukarkan tiket masuk dengan segelas minuman Nescafe seharga 10 rb. Lumayan buat teman minum ada black coffee, Coffee cream maupun lemon tea.
Mendayung kano di danau

Semakin siang suasana semakin ramai dan sesak ditambah cuaca lembang yang cukup panas sehingga kami memutuskan untuk mengakhir kunjungan di Floating Market ini. Sebelum pulang kami menyempatkan diri berfoto-foto di beberapa spot yang cukup menarik berlatarkan danau dan taman-taman yang indah. Hemm sungguh mengesankan lain kali jika ada waktu kami ingin berkunjung di Floating market lagi.

Selanjutnya kami akan melanjutkan perjalanan menuju kota Bandung. Kebetulan saya sudah booking kamar hotel di kawasan Ciumbuleuit. Rencananya setelah check in ke hotel kami akan mengunjungi kawasan Cihampelas dan Ciwalk kemudian malam harinya hendak menikmati pemandangan di Punclut sekaligus makan malam disana. [ To be continued...]

Mudik 2014 part 2 [Jalan-jalan di Lembang]

Parkir dulu di Natural Strawberryland and Resto Lembang
Setelah turun dari komplek pegunungan Tangkuban perahu kami pun langsung meluncur menuju Lembang. Berhubung perut sudah keroncongan akhirnya kami mampir di salah satu resto di jalan Tangkuban Perahu namanya Natural Strawberry Land and Resto dengan menu aneka strawberry lengkap dengan kebun petik
strawberrynya.

Nasi Liwet Strawberry


Sayangnya anak-anak ga terlalu suka dengan strawberry jadi kami cukup makan pagi disana dengan menu nasi timbel dan ayam bakar.Saya pilih menu nasi liwet lengkap strawberry.  Rasanya sih standar ga ada yang istimewa cuma ada irisan strwaberry doang di atas nasinya.Udah gitu malah sambel cobeknya ga dikasi huhu...Yang penting kami bisa kenyang deh skr lanjut buat cari penginapan di Lembang.


Narsis di depan hotel
Setelah muter-muter dan membandingkan harga akhirnya kami putuskan untuk menginap di Pondok Panorama hotel kelas melati dengan harga 300 rb/malam. Kamar seadanya yang penting ada air panas buat mandi maklum air di Lembang sedingin ess..brrrr. Hotel melati tapi tarip hotel berbintang hadeeh mau gimana lagi daripada tidur di mobil. Saya tidak merekomendasikan hotel ini kalau tidak terpaksa karena pelayanannya buruk dan kamar pun bau pengap.

Rencana saya setelah istirahat sejenak dan sholat jumat kami akan langsung meluncur ke TKP kedua yaitu Floating Market Lembang tapi apadaya anak-anak dan emaknya terlanjur tidur setelah kena racun bantal dan jadinya males keluar lagi. ya sudah akhirnya kami tidur-tiduran sampai sore.

Sorenya kami jalan keluar cari makan dan tujuan kami adalah Kedai Teteh Indorasa spesialis ikan bakar dan nasi timbel. Saya pesan ikan bakar nila dan ikan mas bakar indorasa.
Menu Ikan Bakar Nila Indorasa..maknyus!
Sedang istri dan anak-anak pesan belut goreng. Hmm...rasanya maknyoss ikan bakarnya mantap dan belutnya juga gurih dan renyahh. Sayang di daftar menunya ga disertakan harganya jadi saya cuma nebak-nebak saja yang penting rasanya enak. Ukuran ikannya juga cukup besar jadi dua menu ikan bakar saja cukup buat kami berlima sedang belut gorengnya akhirnya dibungkus bawa pulang. Heheh ilmu ngirit bisa buat makan lagi di hotel. Total jendral harga makan di tempat tersebut menghabiskan Rp. 280 ribu rupiah fiuhh....


Jalan-jalan sore di Pasar Lembang
Setelah makan di kedai teteh kami lanjutkan dengan jalan-jalan sore di sekitar Lembang tentu saja tujuan kami tak jauh-jauh dari pasar Lembang. Di sekitar pasar tersebut banyak terdapat penjual makanan-makanan khas lembang seperti ketan bakar (enak banget lembut ketannya), colenak, pisang bakar keju, jagung bakar dll. Dan jangan lupa susu murni khas Lembang bisa rasa ori, coklat, vanila maupun jahe atau STMJ. Dan salah satu warung makan yang cukup terkenal di Lembang yaitu Rumah makan Brebes special ayam goreng. Ayamnyaa digantung-gantung kaya peuyeum hehe... sayang kami sudah kenyang dulu jadi ga sempat mampir kesana. Next time kalau ada waktu ke Lembang lagi saya akan cari hotel di sekitar pasar ini ada dua hotel yang cukup besar yaitu hotel Pesona Bambu dan hotel BMI. Jadi kalau sore bisa jalan-jalan menghabiskan waktu dengan wisata kuliner di pasar Lembang. Banyak sekali makanan yang belum kami coba salah satunya Tahu Tauhid, Tahu Yun-Yi dan Tahu Susu ada juga Cireng dan Cimol hadeeh sehari ga cukup kayanya buat cobain satu-satu hehehe...[To be continued]

Kamis, 07 Agustus 2014

Mudik 2014 part 1 [Edisi Gunung Tangkuban Perahu]


Hello pemirsa blog saya yang sangat sederhana ini kali ini saya akan ceritakan perjalanan mudik di tahun 2014 ini. Seperti tahun-tahun sebelumnya kali ini edisi tahun 2014 kami sekeluarga mudik dari tanah Lampung Sumatra ke tanah Jawa tempat kelahiran saya.
Planing perjalanan mudik tahun ini sempat berantakan karena berita amblesnya jembatan di Comal Jawa Tengah sehingga mengganggu perjalanan mudik di jalur pantura maupun jalur selatan. Akhirnya saya putus kan untuk tidak mudik ke Madiun tapi cukup mudik di tempat mertua saja yaitu di Cirebon. Kendaraan telah kami siapkan yaitu Mitsubishi Kuda Diesel 2500cc. Mudik sebelumnya saya menggunakan Toyota Kijang LGX Diesel milik kantor sekarang saya ingin menjajal performa Mitsu Kuda Diesel ini untuk perjalanan mudik ke Jawa.
Mitsubishi Kuda Diesel yang kita pakai.
Rencana awal kami akan menyusuri jalur Selatan sekaligus hendak menikmati pantai-pantai di sepanjang jalur selatan Jawa dengan jalan relatif datar tetapi karena resiko macet selama mudik akibat amblesnya jembatan utama di daerah Comal Pekalongan akhirnya planing tersebut kami skip. Setelah cari tahu sana sini akhirnya Mudik kali ini kami akan berkunjung di tempat-tempat wisata yang populer di Jawa Barat yang memang belum pernah kami kunjungi yaitu Kawah Ratu Gunung Tangkuban Perahu di Subang, Floating Market Lembang, Cihampelas Bandung dan Taman Safari Puncak.

Mampir sejenak di rest area Tol Cikampek
Perjalanan kami mulai dari Lampung malam hari pukul 21.00 menuju Cirebon. Dari Lampung menuju Pelabuhan Bakauheuni lancar jaya termasuk setelah sampai merak ke Cikampek via tol terhitung lancar tanpa hambatan. kami menyempatkan diri untuk istirahat di Rest Area Tol Cikampek sekedar sahur dan sholat subuh. Setelah itu perjalanan kami lanjutkan menuju pintu Tol Cikampek. Namun karena keluar tol Cikampek terkenal padat dan macet kami coba keluar dar pintu Kalihurip Dawuhan tapi hasilnya sama saja macet total malah di jalan raya cikampek semakin parah hampir 4 jam terjebak di kemacetan akhirnya kami bisa keluar berkat bantuan saudara yang mencarikan jalan alternatif menuju ke jalur Pantura. Akhirnya kami sampai Cirebon keesokan
harinya dengan selamat.

Belanja di Sentra Batik Trusmi Cirebon
Singkat cerita acara lebaran dan silaturahmi dengan orang tua dan saudara di Cirebon berjalan dengan sukses. Mumpung di Cirebon tentunya wisata kuliner khas Cirebon tak boleh dilupakan. Kami sempatkan untuk belanja batik di sentra Batik Trusmi Plered setelah itu mampir ke Empal Gentong dan Sate Kambing H. Apud. Ramenya luar biasa..jalan raya Plered sampai macet gara-gara keluar masuk kendaraan yang hendak menikmati empal gentong di tempat tersebut. Mencicipi mangga Gedong gincu juga wajib sekilo 35 ribu rasanya khas asam manis dan wangi. Tidak lupa makan di RM.Ayam Goreng Yu Konah di Jl. Bahagia rasa ayam kampungnya gurih dan renyah yang pasti pengunjung rumah makan ini selalu ramai apalagi momen lebaran seperti ini. Masih banyak destinasi kuliner di Cirebon seperti nasi jamblang B. Nur, Mang Dul dan Pelabuhan. Blusukan di pasar kanoman juga menjadi tradisi kami sekedar mencari oleh-oleh maupun mencicipi makanan khas cirebon lainnya.

Tak terasa waktu liburan di Cirebon sudah habis sekarang kami persiapan untuk melakukan perjalanan pulang ke Lampung sekaligus memulai petualangan dan berlibur di destinasi wisata lainnya.
Info lalu lintas di jalur yang hendak kita lalui saya pantau terus via televisi maupun beruta internet. Info kemacetan dimana-mana tapi itu tak menyurutkan niat kami untuk melakukan perjalanan selama liburan mumpung lebaran dan dana THR belom habis jadi hajar saja hehehe....

 Berbekal GPS gratisan dari Android kami pun berangkat menuju TKP pertama yaitu Gunung Tangkuban perahu. Setelah magrib kami berangkat dari Cirebon selama perjalanan kondisi lalu lintas lancar jaya. Rencananya saya mau lewat jalur yang sudah saya kenal yaitu  Subang baru tembus ke arah Lembang . Tapi saya ingin coba jalur baru yaitu via Sumedang kemudian belok arah Subang terus ke Lembang. Tapi apa daya GPS yang jadi andalan malah ngaco kemana mana jalur yang direkomen oleh GPS ternyata jalan kecil yang berliku dan penuh tanjakan. Setelah tanya sana sini ternyata jalan yang kita lewati salah karena kembali lagi ke jalur Cirebon-Bandung.
Pemandangan di Kawah Ratu Gn.Tangkuban Perahu

Wah udah muter-muter kemana-mana naik turun lembah eh ternyata balik lagi ke jalan raya lagi huh tau gitu kita langsung ke Bandung hadeeh maklum Google Map gratis jadi wajar kalo nyasar-nyasar. Akhirnya saya putuskan untuk lewat Bandung Kota dan sekali lagi saya buta mengenai jalan di kota Bandung ini. Dan dari dulu sampai sekarang yang cepat dan terpercaya adalah PasMul alias Kompas Mulut a.k.a nanya sama orang hehehe.

Akhirnya setelah nanya sana sini sampai juga di Lembang itupun masih muter-muter lewat jalan Sersan Bajuri yang kecil sebelum sampai di kota Lembang. Dari Lembang saya langsung menuju ke pintu gerbang Wisata Tangkuban Perahu dini hari ternyata di depan gerbang sudah berderet-deret mobil mobil pribadi yang antre mau masuk ke Gerbang Tangkuban Perahu. Berhubung gerbang baru buka pukul 6 pagi akhirnya kami pun berhenti sejenak mengikuti antrean kendaraan. Setelah gerbang dibuka kami pun masuk setelah membayar tiiket masuk sekitar 70 ribu rupiah.

Narsis bertiga didepan kawah Ratu.
Mobil pun saya arahkan ke Kawah Ratu dan rasa lelah dan ngantuk selama perjalanan akhirnya terbayarkan dengan pemandangan indah pegunungan Tangkuban perahu. Anak-anak pun dengan senangnya langsung narsis didepan kawah Ratu dan pegunungan sekitarnya. Hawa dingin yang menusuk tulang pagi itu seakan-akan tidak menjadi masalah buat mereka. Setelah puas berpoto ria mobil kami arahkan ke viewpoint berikutnya yang tidak berbeda jauh dengan tempat pertama.

Dan pada viewpoint terakhir pemandangan lebih eksotik lagi karena dari sini terdapat gardu pandang sehingga pemandangan pegunungan yang mengelilingi Gunung Tangkuban Perahu bisa dinikmati lebih jelas dan lebih indah. Sayang matahari sudah tinggi jadi warna di langit sudah mulai pudar. Di tempat tersebut juga banyak penjual cendera mata khas sunda dan boneka lucu lainnya. Mungki next time kalau kami berkunjung ke Kawah Ratu lagi tempat ini akan menjadi tujuan utama kami.
Pemandangan dari gardu pandang..sayang mobil kuda kami tidak kelihatan hehe.
Kiara sedang berpose di Kawah Ratu.
Selain kawah ratu di area wisata alam Tangkuban Perahu juga terdapat kawah lainnya yaitu kawah Domas. Kami pun mencoba untuk mengunjungi seperti apa kawah Domas itu. Berdasarkan dari baliho di sekitar kawah ratu di kawah Domas kita bisa melakukan berbagai aktivitas diantaranya rebus telur di kawah, berendam dengan lumpur belerang yang dipercaya menyembuhkan penyakit kulit dan brbagai kativitas lainnya, Setelah sampai di gerbang masuk kawah niat untuk ke kawah Domas akhirnya kami urungkan karena harus membayar satu paket senilai Rp 150.000 rupiah untuk jasa pemandu di tempat tersebut. Selain itu dari gerbang untuk menuju ke kawah Domas masih harus jalan kaki sejauh 1 km melalui jalan setapak . Huft kasian anak-anak kalau jalan sejauh itu apalagi jalan trek pegunungan akhirnya kunjungan kesana kami batalkan. Setelah itu kami lanjutkan perjalanan untuk mencari penginapan di Lembang dan wisata kuliner di sekitar Lembang. To be continued.......