Minggu, 15 April 2012

Lost in Hongkong


Setelah lebih dari sebulan saya ditugaskan di Karachi Pakistan akhirnya waktu untuk jalan-jalan tiba juga. Berangkat dari hotel Sarai jam 8 malam dengan dianter teman baik sekaligus manager hotel Mr. Shakeel dengan mobil tuanya Suzuki Mehran sampai juga di Airport Moh. Ali Jinnah. Setelah sempat ngomel ngomel gak keruan karena ditilang polisi gara-gara dituduh melanggar lampu merah Shakeel saya traktir burger McD biar agak tenang. Seluruh sisa uang Rupee pakistan saya tukarkan dapet 100 US dollar. Lumayan buat uang jajan selama di Hongkong nanti. On board jam 00.30 waktu lokal akhirnya saya terbang dengan Cathay Pacific meninggalkan kota Karachi. Bulan di Karachi saat itu indah sekali ketika diintip dari jendela pesawat sayang gak sempat saya abadikan dengan my gear HS10.
Pukul 6 pagi saya tiba di Bandara Svarnabhumi Bangkok untuk stop over selama 2 jam. Selama menunggu saya dan penumpang lain diharuskan untuk menunggu di dalam peasawat dan dilarang untuk keluar. Sungguh membosankan. Tepat pukul 8 pagi waktu setempat saya terbang lagi menuju ke Hongkong. Jam 12.30 siang akhirnya tiba di Bandara HKIA Hongkong.
Hal pertama yang saya lakukan adalah membeli Octopus card seharga 150 dolar HK untuk kebutuhan transportasi selama di Hongkong. Kemudian keluar dari airport dengan menumpang Airport bus no A21 seharga 33 dollar HK menuju kawasan Kowloon yaitu Tsim Sam Tsui salah satu destinasi utama turis di HK.

Setelah sampai halte Tsim Sam Tsui sempet linglung juga melihat keramaian pusat kota. Setelah jalan kaki tak tentu arah dan mengandalkan insting akhirnya ketemu juga tujuan saya yaitu Gedung Chun King Mansion. Didalam gedung tersebut tersedia puluhan hotel lowbudget. Ratusan orang dari berbagai belahan dunia lalu lalang di dalam gedung tersebut tapi kebanyakan didominasi sama orang kulit hitam alias negro.

Sekali lagi dengan mengandalkan insting akhirnya ketemu juga hotel incaran saya tapi sayangnya full booked semua. Akhir pekan di HK benar benar ramai dan diluar dugaan saya kalau sampai hampir seluruh hotel penuh semua. Tak dinyana saya bertemu dengan teman senasib yaitu sama-sama gak dapet kamar hotel. Dia bernama Bertha berasal dari Honduras umurnya kurang lebih 25 tahunan. Karena senasib kami sama-sama mencari hotel dari lantai ke lantai dan sialnya lift yang ada sedang rusak. Huuft..
Dan yang lucu setiap kami tanya ke petugas hotel mereka menganggap kami adalah sepasang kekasih dan diberi satu kamar untuk berdua. Weew..aseekk. Dari lantai 14 sampai lantai 7 belum dapat kamar juga akhirnya saya ketemu hotel yang bernama London Guesthouse. setelah sempat dibilang kamarnya penuh sama mbak penjaga kami sempat putus asa juga. Tak dinyana si mbak ngobrol sama temennya dengan bahasa cirebonan. Halah setelah tau kalau saya dari Indonesia juga akhirnya dikasih juga kamar 1 untuk saya dan satu untuk bertha. Gak jadi deh sekamar sama Bertha hehe dan si embak juga baik banget nawarin indomi dan makanan malah mau nganter ke warung indonesia kalo butuh makanan indo.
Perlu diketahui kamar hotel di HK rata-rata sangat sempit berukuran 1,5 x 3 m. Cuma cukup untuk selonjor satu orang dan kamar mandi yang juga sangat sempit. Setelah mandi dan ganti baju saya cabut buat jalan menikmati suasana kota Hongkong di sore hari. Maksud hati mau ngajak ngedate malem mingguan si Bertha tapi daripada malu kalo ditolak mending cabut sendirian seperti biasanya. Kali ini tujuan tempat huntung saya adalah Victoria Harbour. Cuma jalan sekitar 500 m sampailah saya di Victoria Harbour. Tempatnya sangat cozy dan tersambung dengan Avenue of Star dan taman jam kota. Ketika malam hari di tempat tersebut digelar acara Symphony of the light yaitu pertunjukan kolosal lampu laser dan lampu gedung bertingkat yang terletak diseberang Victoria harbour. Benar-benar mengesankan buat turis backpaker seperti saya.

Setelah hunting foto sana sini ketika malam semakin larut akhirnya saya kembali ke hotel. Sempat bingun buat makan malam akhirnya saya mampir ke KFC. Lihat menu di KFC Hongkong bener-bener membuat perut semakin keroncongan. Nasi jamur dan ayam panggang serta portugis egg tart langsung disantap dengan nikmatnya. Jam 11 malem baru kembali ke kamar hotel. Rencana besoknya adalah bangun pagi-pagi dan hunting di Avenue of Star dilanjut menyeberang ke Macau dengan menggunakan Turbo jet. (to be continued)