Minggu, 28 Juni 2015

Rencana Jalan-jalan Mudik 2015 edisi Tour de South of Java

Pantai Parangtritis di kala senja.
Menjelang lebaran tahun 2015 ini kami merencanakan untuk mudik kembali dari Bandar Lampung - Cirebon -  Madiun melalui jalur darat. Kali ini kami akan menjelajahi jalur selatan yang selama ini belum pernah kita coba. Sebelumnya pada edisi mudik 2013 kami menempuh jalur tengah Jawa melalui rute Cirebon-Purwokerto-Wonosobo-Temanggung-Magelang-Boyolali-Solo-Madiun.

Untuk kali ini kami akan mencoba jalur paling selatan yaitu melalui Cirebon-Purwokerto-Kebumen-Purworejo- Wates-Yogyakarta-Pacitan-Ponorogo-Madiun. Lumayan menantang karena jalur tersebut belum pernah kami lalui dan belum tahu juga tempat-tempat menarik apa yang bisa kita singgahi. Dari browsing di internet ada beberapa destinasi yang bisa kami kunjungi diantaranya Wisata Kalibiru di Wates Yogyakarta, Pantai Parang Tritis dan Parang Kusumo, Wisata ala Jogja, Telusur Pantai-pantai di daerah Gunung Kidul, Wisata Gua di Pacitan seperti Gua Gong dan Gua Tabuhan, Pantai klayar Pacitan, Reog Ponorogo dan masih banyak lagi...hemm jadi binun target TKP nya nanti.

Tentunya semua tergantung waktu dan budget yang tersedia maunya sih semuanya bisa didatangi heheh....

Wisata alam Kalibiru
Wisata alam Kalibiru salah satu destinasi wisata yang mulai populer. Liputan-liputan tentang wisata ini mulai banyak kita jumpai di televisi dan mulai terkenal ketika artis-artis dari ibukota memposting foto mereka disini.  Salah satu spot foto yang terkenal dari kalibiru ini adalah foto di atas rumah pohon dengan latar belakang pemandangan pegunungan Menoreh dan waduk Sempor...hemm seru banget kayanya.

Pantai Parangtritis juga destinasi populer di Yogyakarta saya sudah beberapa kali berwisata di pantai ini tapi anak-anak sepertinya belum pernah jadi tentunya menarik sekali buat mereka bermain dengan ombak Laut Selatan. Hunting sunset di pantai ini tentunya amazing sekali heheh....


 Setelahnya bisa mampir ke Jogja untuk menikmati wisata budaya seperti Keraton dan Tamansari ada juga spot menarik seperti De Trick Eye Musium dan Taman Pintar wah kayanya cocok banget buat anak-anak nih.
 Keluar dari Jogja kita bisa menelusuri jalur Wonosari dan daerah Gunung Kidul yang terkenal dengan pegunungan kapur dan pantai eksotisnya waw seruuu..... Lanjut ke Pacitan nanti akan melewati Pegunungan Seribu yang terkenal dengan gua-gua kapurnya salah satunya yang populer adalah Gua Gong dan Gua Tabuhan. Di kota kelahiran SBY ini banyak juga destinasi wisata pantai diantaranya Pantai Klayar dan pantai Siung.
Gua Gong Pacitan
 Selepas Kota Pacitan nanti akan masuk kota Ponorogo yang tentunya terkenal dengan Reog Ponorogo nya kemudian ditutup ke kota kelahiran saya yaitu Madiun Kota Pecel dan Brem tercinta. Sudah tidak sabar ingin menikmati gurihnya bumbu pecel khas Madiun dengan sayur mayur dan potongan daging empal serta jerohan sapi wiihh...mak nyusss...!



Reog Ponorogo
Lezatnya Nasi Pecel Pincuk khas Madiun
Begitulah rencana jalan-jalan mudik tahun 2015 ini menyusuri jalur Selatan Jawa dengan bayangan misteri Laut Selatan dan segala pesonanya. Tentunya kendaraan untuk menjelajahi jalur yang menantang ini harus disiapkan sebaik mungkin. Mitsubishi Kuda Diesel walaupun sudah berumur akan selalu setia menemani perjalanan kami mudah-mudahan si Kuda ga rewel diajak berpetualang kali ini. Peralatan photografi pun sudah ready  kamera DSLR  Canon 1200D + kit dan lensa tele EFS 55-250 dan 50mm f/1.8 siap merekam segala moment indah di perjalanan kali ini mudah-mudahan sih belum laku duluan heheh...teringat moment mudik tahun kemarin dimana kamera saya Nikon D5100 sold out menjelang detik-detik berangkat mudik yang berujung hanya beli kamera pocket Samsung ES95 untuk keperluan fotografi selama mudik.

(Semua foto diatas hanyalah ilustrasi yang di ambil dari internet bukan karya pribadi harap dimaklumi. Terima kasih)

Jumat, 19 Juni 2015

Lomba Fotografi HUT Bandar Lampung ke-333

Pada bulan mei juni ini di Bandar lampung sedang diadakan lomba fotografi dalam rangka memperingati HUT Bandar Lampung yang ke 333. Banyak acara yang diadakan oleh pemda setempat seperti karnaval budaya, panggung hiburan dan salah satunya adalah lomba fotografi ini dengan tema pembangunan kota lampung dan sudut sosial di lampung.

Kebetulan lagi seneng-senengnya hunting poto dengan kamera baru ane yaitu Canon EOS 1200D gak pakai lama acara hunting pun dimulai. Malam hari merupakan salah satu favorit saya untuk hunting poto karena disitu kita bisa mendapat banyak warna lampu yang bisa kita mainkan dengan slowspeed. Tentunya golden time seperti menjelang sore merupakan hal yang wajib untuk sesi foto apalagi yang berkaitan dengan landscape fotografi.

Dari beberapa spot yang saya dapat di sekitar kota Bandar Lampung akhirnya terpilih beberapa foto yang bisa saya kirim ke panitia. Dari tiga foto yang saya kirim akhirnya terpilih dua foto yang masuk nominasi pemenang dan hasil karya kita dipajang di Mall Bumi Kedaton. Bangga juga akhirnya melihat hasil karya fotografi saya terpajang dengan indahnya di pameran fotografi tentunya ini salah satu bentuk pengakuan bahwa hasil foto amatiran ini sudah layak dipertontonkan ke khalayak ramai. Walaupun tidak menjadi pemenang tetapi melalui lomba ini membuat saya khususnya untuk terus berusaha belajar dan berlatih bagaimana menjadi seorang fotografer yang baik. Salam fotografi biarkan foto yang bicara!

Menjelang senja di bypass Soekarno-Hatta

Pak Tua istirahatlah...

Senja di Kalibalok

Cemilan anti galau

Berkelana ke Anyer [edisi Mambruk Hotel Resort, Marbella dan Aston Hotel]


Sunset view di Mambruk Hotel
Di tahun ini ada beberapa hari libur yang berdekatan dengan hari minggu hal ini membuat jadwal saya agak longgar dan sayang kalau disia-siakan. Libur sabtu minggu buat saya istimewa sekali karena biasanya libur hanya hari minggu saja. Setelah browsing di internet destinasi liburan Sabtu-Minggu adalah pantai Anyer. Hotel pun telah saya pesan melalui pegi-pegi.com sengaja kami mencari hotel yang berbiaya murah tapi lokasinya strategis yaitu Hotel Mambruk Resort. Merupakan salah satu hotel kategori bintang 4 tapi biayanya cukup bersahabat dibanding hotel bintang 4 lainnya. Berangkat dari Bandar Lampung malam jam 9 akhirnya kami sampai di lokasi hotel pagi jam 8 untungnya bisa segera check ini jadi gak menunggu lama.


Sunset time dan pemandangan mercusuar di pagi hari
Secara umum hotel Mambruk cukup lumayan walaupun hotelnya kelihatan tua namun lokasinya strategis gak terlalu jauh dari Cilegon jadi perjalanan juga lebih singkat.
Fasilitasnya cukup memadai ada tempat bermain untuk anak-anak, spot foto di dermaga, kolam renang dan lain-lain. Sayangnya pantainya banyak berbatu karang hanya satu titik yang berpasir bernama Seapool yang memang dikhususkan untuk berenang.
Selain itu banyak sampah yang berasal dari laut di sepanjang pantai jadi mengurangi pemandangan indah pantai Anyer.
Yang menarik buat saya di tempat ini  adalah pemandangan sunset di pantai ini sangat eksotis... hasil hunting dengan kamera mirrorless Panasonic Lumix GF3 hasilnya sangat amazing. Ketika pagi kita bisa jalan jalan di sepanjang pantai menuju dermaga yang terdapat Menara Mercusuar peninggalan Belanda selain itu juga terdapat tugu 0 Km jalan raya Deandels Anyer-Penarukan di komplek mercusuar. Di sekitar dermaga banyak sekali pemancing mania yang sedang memancing ikan. Itulah spot-spot menarik yang terdapat di sekitar hotel Mambruk.


Untuk tempat makan saya sempat parno mengingat berita di medsos banyak tempat makan di anyer yang suka mempermainkan harga seenaknya maka saya pun hati-hati jangan agar sampai kejeblos. Kami menemukan warung makan di sekitar hotel yang berada di depan mercusuar dengan menu seafood dan harga yang masuk akal.
Warungnya tidak terlalu besar ala lesehan tapi pembelinya berjubel. Biasanya banyak  sedikitnya mobil yang parkir didepan rumah makan merupakan salah satu tanda bahwa rumah makan tersebut cukup enak dan banyak penggemarnya.
Dengan menu seafood berupa ikan bakar, cumi goreng dan sop kerang kami sekeluarga hanya habis sekitar 150 ribuan. Cukup murah bukan. Selain itu makanan favorit buat anak-anak di Anyer adalah Labaik Fried Chiken  yang berada di dekat pasar anyer. Bumbu BBQ nya nendang banget dipadu dengan ayam crispy atau sosis bakarnya waw maknyus pokoknya.......


Marbella Spa Hotel Anyer

Bersama anak-anak di kolam renang Marbella
Pool side
Pada kesempatan lain kami juga luangkan waktu untuk jalan-jalan ke pantai Anyer lagi kali ini kami ambil hotel yang berbeda yaitu Sol Elite Marbella Hotel Anyer. Hotelnya cukup megah termasuk kategori hotel berbintang lima dengan 3 tower dan fasilitas yang lengkap. Rate kamarnya pun lumayan mahal dengan harapan fasilitas lebih dari hotel sebelumnya ternyata tidak sesuai harapan.


Kemegahan bangunan hotel tidak diimbangi dengan perawatan yang memadai. Air kolam renang terkesan kotor sampai berwarna hijau dan berbuih kemudian ada beberapa fasilitas lainnya yang kelihatan tidak terawat. Pantai dibelakang hotelpun seperti pasar banyak penjual pernik makanan dan suvenir bercampur aduk menjadi satu. Jaraknya dari cilegon pun cukup jauh memakan waktu yang cukup lama belum macet yang melanda jalan di anyer ketika liburan.

 Alhasil acara hunting sunset menjadi buyar karena terlambat dan tidak ada spot bagus untuk mengambil gambar karena terlalu crowded. Kesenangan yang saya dapat hanya deburan ombak yang kencang dan saya pun dapat bermain mini surfing sampai puasss...hal yang tidak kami dapat di hotel sebelumnya. Yang pasti selepas check out dari Marbella banyak hal-hal yang membuat hati tidak puas terkait dengan fasilitas dan pelayanan di hotel ini. Anak-anak pun enggan ketika saya coba tawari liburan di Marbella lagi.

Gaya di depan lift Aston
Edisi ke Anyer berikutnya kami coba untuk menginap di Hotel Aston Anyer Beach salah satu hotel berbintang di kawasan pantai Anyer. Untuk menuju ke lokasi hotel cukup menguras tenaga karena harus menembus kemacetan mulai dari jalan menuju Anyer sampai ke arah hotel. Ketemu deh minus hotel satu ini lokasi yang cukup jauh dan tempat parkir mobil di seberang hotel cukup membuat ribet kalau butuh sesuatu di mobil. Suasana hotel lumayan cozy karena masih terhitung baru ketika masuk disambut dengan welcome drink serta keramahan staff hotel yang cukup membantu.


Dibanding dua hotel sebelumnya luas hotel Aston ini termasuk sempit karena hanya terdiri bangunan utama dan belakanganya kolam renang yang berbatasan langsung dengan pantai beda banget dengan Marbella dan Mambruk yang luas bisa jalan-jalan sampai gempor di sepanjang pantai dan banyak tempat bermain untuk anak-anak. Selain itu tempat untuk cari makan di luar juga terbatas hanya ada beberapa rumah makan dengan rasa standar namun harganya selangit beda banget dengan rumah makan di sekitar Mambruk dan Marbella yang berani mencantumkan harga promo.

Resto garden di samping pool anak-anak
Kelebihan hotel ini fasilitasnya masih baru kondisi kamar dan bathroomnya bersih dan wangi setiap kamar dilengkapi fasilitas tambahan berupa wifi, heater, kulkas dan hair dryer. Sayangnya tv kamar kami sempat lost signal semalaman dan mencoba menghubungi front office juga tidak ada respon hmm...my bad luck.
Kelebihan satu lagi dibanding dua hotel sebelumnya adalah menu breakfastnya sangat lengkap dan bermacam macam standar hotel bintang 4 rasanya pun enak pula...yummy.

Tempat favorit untuk kongkow di sore hari

Pemandangan di area top roof juga cukup indah ketika pagi atau sore hari namun karena luas area hotel sempit jadi pilihan bermain anak-anak hanya kolam renang dan main pasir di pantai belakang hotel. Begitulah sekilas perjalanan kami berkelana di pantai Anyer tujuan utama untuk hunting sunset pun tidak tercapai karena cuaca kurang mendukung. Mungkin next time kita coba lagi mencari spot spot terbaik di sepanjang pantai Anyer ini.