Jumat, 14 Maret 2008

Sahabat Sejati (Real Friendship)

Seekor anjing, berada di tengah jalan berusaha menolong anjing lain yg mati karena tertabrak mobil, dengan menggunakan kakinya, anjing tersebut berusaha membangunkan temannya ...



dia terus berusaha mendorong temannya yg telah mati ke sisi lain dari jalan, tetapi dia terlalu lemah untuk melakukan itu,


ketika orang-orang mau menolongnya, dia menyalak, mengusir mereka yg mendekati temannya yg telah mati.


walaupun lalulintas padat, dia tetap tidak mau menjauh dari sahabatnya.


banyak orang yg menyaksikan kejadian dan sangat mengharukan, bagaimana seekor anjing bisa menunjukan kesetiaan terhadap temannya.... ;-)

Laugh that health (Tertawa Itu Sehat :-)

BALADA WAKIDJAN VS Nadine

Wakidjan begitu terpesonanya dengan
permainan piano Nadine.

Sambil bertepuk tangan, ia
berteriak, "Not a play! Not a play!"

Nadine bengong. "Not a play?"

"Yes. Not a play. Bukan main."

Tukidjo yang menemani Wakidjan terperangah.
"Bukan main itu bukan not a play, Djan."

"Your granny (Mbahmu).
Humanly I have check my dictionary kok.
(Orang saya sudah periksa di kamus kok)"

Lalu berpaling ke Nadine.

"Lady, let's corner (Mojok yuk).
But don't think that are nots (Jangan berpikir yang bukan-bukan).
I just want a meal together."

"Ngaco kamu, Djan," Tukidjo tambah gemes.

"Don't be surplus (Jangan berlebihan), Djo.
Be wrong a little is OK toch.?" (salah dikit gpp)

Nadine cuman senyum kecil. "I would love to, but ..."

"Sorry if my friend make you not delicious (Maaf kalau teman saya bikin kamu jadi nggak enak)" ]
Sambut Wakidjan ramah.

"Different river, maybe (Lain kali barangkali).
I will not be various kok (Saya nggak akan macam-macam kok)."

Setelah Nadine pergi, Wakidjan menatap Tukidjo dengan sebal.

"Disturbing aja sih, Djo. Does the language belong to your ancestor”
(Emang itubahasa punya moyang lu)!"

Tukidjo cari kalimat penutup. "Just itchy Djan, because you speak English as delicious as your belly button."
(Gatel aja, Djan, soalnya kamu ngomong Inggris seenak udelmu dewe).

Wakidjan cuman bisa merutuk dalam hati, "His name is also effort " ( Namanya juga usaha ).

Kamis, 14 Februari 2008

Berhati-hati dengan "Salam"

Mungkin karena kesibukan, diantara kita sering menyingkat ucapan “salam” yang arti awalnya doa keselamatan justru menjadi “cacian” dan kata “jorok”. Lho bagaimana bisa?

السلام عليكم ورحمة الله وبركاته

Ucapan ”Assalamu’alaikum”, السلام عليكم, merupakan anjuran agama, dan sangat berpengaruh terhadap kehidupan umat beragama, dengan salam dapat menjalin persaudaraan dan kasih sayang, karena orang yang mengucapkan salam berarti mereka saling mendo’akan agar mereka mendapat keselamatan baik di dunia maupun di akhirat. Nabi Muhammad SAW bersabda, “Kalian tak akan masuk surga sampai kalian beriman dan saling mencintai. Maukah aku tunjukkan satu amalan bila dilakukan akan membuat kalian saling mencintai? Yaitu, sebarkanlah salam di antara kalian.” [HR Muslim dari Abi Hurairah]

Saya seringkali menerima sms atau e-mail dari beberapa kawan dan juga beberapa ustadz yang mengawali salamnya dengan singkatan. Singkatannya pun macam-macam. Ada yang singkat seperti "Asw" atau "Aslm". Ada yang sedikit lebih panjang seperti ; “Ass Wr Wb” atau “Aslmwrwb” . Namun yang sering saya dapatkan, adalah singkatan "Ass". Singkatan terakhir ini paling umum dan paling sering digunakan. Bagi saya, ini adalah singkatan yang tidak enak untuk dibaca, terlebih kalau mengerti artinya.

Marilah kita simak singkatan ini. Dalam kamus linguistik yang saya punya, arti dari kata Ass yang berasal dari bahasa Inggris itu adalah sebagai berikut;

“Ass” berarti: Pertama, kb. (animal) yang artinya keledai. Kedua, orang yang bodoh. Don't be a silly (Janganlah sebodoh itu). Dan ketiga, Vlug (pantat).

Padahal seperti kita ketahui ucapan Assalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh adalah sebuah ucapan salam sekaligus doa yang kita tujukan kepada orang lain. Ucapan salam dalam Islam sesungguhnya merupakan do’a seorang Muslim terhadap saudara Muslim yang lain. Maka, apabila kita mengucap salam dengan hanya menuliskan "Ass", secara tidak sadar mungkin kita malah mendoakan hal yang buruk terhadap saudara kita.

Kita paham, mungkin banyak orang diantara kita cukup sibuk dan ingin cepat buru-buru menulis pesan. Barangkali, singkatan itu bisa mempercepat pekerjaan. Karena itu, penulis menyarankan, jika memang keadaan sedang tidak memungkinkan untuk menulis salam lewat SMS dengan kalimat lengkap karena sedang menyetir di jalan, misalnya, solusinya cukup mudah adalah menulis pesan to the point saja. Tulislah “met pagi, met siang, met malam dan seterusnya. Ini masih lebih baik dibandingkan kita harus memaksakan diri menggunakan singkatan dari doa keselamatan Assalamu'alaikum menjadi "Ass" (pantat).

Jangan sampai awalnya kita ingin menyampaikan doa keselamatan yang terjadi justeru sebaliknya, mendoakan keburukan. Kalau boleh saya mengistilahkah, niat baik ingin berdoa, jadinya malah ucapan kotor.

Ucapan salam adalah ucapan penghormatan dan doa. Apabila kita dihormati dengan suatu penghormatan maka seharusnya kita membalas dengan sebuah penghormatan pula yang lebih baik, atau minimal, balaslah dengan yang serupa. Sesungguhnya Allah akan memperhitungkan setiap yang kamu kerjakan.

Hasa saja, kalau kita mengganti ucapan kalimat salam arti awalnya sangat mulia, maka, yang terjadi adalah sebaliknya, salah dan bisa-bisa menjadi umpatan kotor.

Karena itu, jika tidak berhati-hati, mengganggati ucapan Assalamu’alaikum (Semoga sejahtera atasmu) dengan menyingkatnya menjadi “Ass” (pantat), ini mirip dengan mengganti doa yang baik dengan mengganti dengan bahasa jalanan orang Jakarta, yang artinya kira-kira, berubah arti menjadi (maaf) “Pantat Lu!”

Singkatan ala Rasulullah

Meski nampak sederhana, ucapan salam sudah diatur oleh agama kita (Islam). Ucapan Assalamu alaikum السلام عليكم dalam Bahasa Arab, digunakan oleh kaum Muslim. Salam ini adalah Sunnah Nabi Muhammad SAW, intinya untuk merekatkan ukhuwah Islamiyah umat Muslim di seluruh dunia. Mengucapkan salam, hukumnya adalah sunnah. Sedangkan bagi yang mendengarnya, wajib untuk menjawabnya. Itulah agama kita.

Sebelum Islam datang, orang Arab terbiasa menggunakan ungkapan-ungkapan salam yang lain, seperti Hayakallah. Artinya semoga Allah menjagamu tetap hidup. Namun ketika Islam datang, ucapan itu diganti menjadi Assalamu ‘alaikum. Artinya, semoga kamu terselamatkan dari segala duka, kesulitan dan nestapa.

Ibnu Al-Arabi didalam kitabnya Al-Ahkamul Qur’an mengatakan, bahwa salam adalah salah satu ciri-ciri Allah SWT dan berarti "Semoga Allah menjadi Pelindungmu".

Dari Abu Hurairah ra., ia berkata bahwa Rasul bersabda, “Kamu tidak akan masuk surga hingga kamu beriman, dan kamu tidak beriman hingga kamu saling mencintai (karena Allah). Apakah kamu maujika aku tunjukkanpada satu perkara jika kamu kerjakan perkara itu maka kamu akan saling mencintai? Sebarkanlah salam di antara kamu!” (HR. Muslim)

Abu Umammah RA meriwayatkan bahwa Rasulullah SAW bersabda: ”Orang yang lebih dekat kepada Allah SWT adalah yang lebih dahulu memberi Salam.” (Musnad Ahmad, Abu Dawud, dan At Tirmidzi)

Abdullah bin Mas’ud RA meriwayatkan Bahwa Rasulullah SAW bersabda, “Salam adalah salah satu Asma Allah SWT yang telah Allah turunkan ke bumi, maka tebarkanlah salam. Ketika seseorang memberi salam kepada yang lain, derajatnya ditinggikan dihadapan Allah. Jika jama’ah suatu majlis tidak menjawab ucapan salamnya maka makhluk yang lebih baik dari merekalah (yakni para malaikat) yang menjawab ucapan salam.” (Musnad Al Bazar, Al Mu’jam Al Kabir oleh At Tabrani)

Abu Hurairah meriwayatkan bahwa Rasulullah SAW bersabda, “Orang kikir yang sebenar-benarnya kikir ialah orang yang kikir dalam menyebarkan Salam.” Allah SWT berfirman didalam Al-Qur’an Surat An-Nisa Ayat 86. Demikianlah Allah SWT memerintahkan agar seseorang membalas dengan ucapan yang setara atau yang lebih baik.

Bedanya agama kita dengan agama lain, setiap Muslim ketika mengucapkan salam kepada saudaranya, dia akan diganjar dengan kebaikan (pahala).

Dalam kaidah singkat menyingkat pun sudah diatur oleh Allah dan diajarkan kepada Rasulullah. Dalam suatu pertemuan bersama Rasulullah SAW, seorang sahabat datang dan melewati beliau sambil mengucapkan, “Assalamu ‘alaikum”. Rasulullah SAW lalu bersabda, “Orang ini mendapat 10 pahala kebaikan,” ujar beliau.

Tak lama kemudian datang lagi sahabat lain. Ia pun mengucapkan, “Assalamu‘alaikum Warahmatullah.” Kata Rasulullah SAW, “Orang ini mendapat 20 pahala kebaikan.” Kemudian lewat lagi seorang sahabat lain sambil mengucapkan, “Assalamu ‘alaikum warahmatullah wa baraokatuh.” Rasulullah pun bersabda, “Ia mendapat 30 pahala kebaikan.” [HR. Ibnu Hibban dari Abi Hurairah].

Nah dari tiga singkatan itu silahkanAnda pilih yang mana yang Anda inginkan tanpa harus menyingkatnya sendiri yang justru bisa menghilangkan nilai pahalanya. Tentu saja, jangan Anda lupakan, tiga singkatan itu sudah rumus dari Nabi yang dipilihkan untuk kita.

Satu hal lagi yang perlu diingat adalah ketika kita menuliskan kata Assalamu'alaikum, perlu diperhatikan agar jangan sampai huruf L nya tertinggal sehingga menjadi Assaamu'alaikum.

Karena apa ? Diriwayatkan bahwa dahulu ada seorang Yahudi yang memberi salam kepada Nabi dengan ucapan "Assaamu 'alaika ya Muhammad" (Semoga kematian dilimpahkan kepadamu).

Dan kata assaamu ini artinya kematian. Kata ini adalah plesetan dari "Assalaamu 'alaikum". Maka nabi berkata, "Kalau orang kafir mengatakan padamu assaamu 'alaikum, maka jawablah dengan wa 'alaikum (Dan semoga atas kalian pula)." [HR. Bukhari]

Tulisan ini, mungkin nampak sederhana. Meski sederhana, dampaknya cukup besar. Boleh jadi, kita belum pernah membayangkannya selama ini. Nah, setelah ini, sebaiknya alangkah lebih baik jika memulai kembali menyempurnakan salam kepada saudara kita. Tapi andaikata memang kondisi tak memungkinkan, sebaiknya, pilihlah singkatan yang sudah dipilihkan Nabi kita Muhammad SAW tadi. Mungkin Anda agak capek sedikit tidak apa-apa, sementara sedikit capek, 30 pahala kebaikan telah kita kantongi.(dikutip dari www.hidayatullah.com)

Buktikan Kenapa Anda Perlu Selalu Bertanya



Sudah lama saya tidak mendapatkan forward yang sangat bermanfaat seperti yang di bawah ini. Silahkan dibaca.

Saya pergi makan malam bersama beberapa teman kantor di sebuah restoran yang kabarnya cukup laris di daerah Ciledug. Saat memesan makanan, saya perhatikan pelayan yang melayani kami membawa sepasang sendok di saku bajunya. Sedikit aneh, tapi saya tidak begitu peduli. Namun, saat pesanan kami mulai diantar, saya melihat pelayan lain membawa pula sepasang sendok disaku bajunya. Saya jadi tertarik untuk melihat sekeliling dan ternyata memang benar dugaan saya, semua pelayan restoran tersebut membawa sepasang sendok di saku baju masing-masing.

Saya jadi ingin bertanya. "Mas kenapa semua pelayan di sini membawa sepasang sendok di sakunya?" tanya saya yang kepada pelayan datang membawa sepiring sate. "Oh, begini,Pak," jawab si pelayan, "Pemilik restoran ini memutuskan untuk menyewa Andersen Consulting, ahli dalam hal analisa efisiensi kerja, untuk memperbaiki kinerja di restoran ini. Setelah mereka analisa selama beberapa bulan, mereka menyimpulkan bahwa pelanggan restoran ini menjatuhkan sendok makan mereka sebanyak 73,84 persen lebih sering dibandingkan peralatan makan lain yang ada dimeja.

Menurut Andersen Consulting, itu berarti rata rata 3 pelanggan menjatuhkan sendok per meja setiap jamnya. Jika saja semua karyawan restoran mengantisipasi hal itu, berarti kita bisa mengurangi waktu yang terbuang untuk pulang pergi ke dapur mengambil sendok pengganti dan menghemat waktu 1,5 jam waktu kerja per-shift."

Saking kagumnya dengan penjelasan si pelayan, tanpa sengaja saya menyenggol salah satu sendok yang ada di meja. Segera saja si pelayan mengambil gantinya dari saku baju sambil berujar, "Betul kan Pak, saya tidak harus pergi ke dapur sekarang untuk mengambil sendok pengganti untuk Bapak!" Saya hanya bisa melongo dengan kejadian itu.

Tapi, kisah belum berakhir di situ. Ketika pelayan lain menghidangkan pesanan tambahan, saya tetap memperhatikan sekeliling dan satu lagi hal tampak aneh. Saya perhatikan hampir semua pelayan pria memasang benang yang menyembul di ujung ritsluiting celana mereka. Benang itu diikaitkan ke ujung kancing terbawah dari baju. Lagi lagi rasa ingin tahu mengusik saya. Sebab, ternyata pelayan perempuan tak memakai aksesoris benang tersebut. Ketika si pelayan tadi datang, saya menanyakan soa benang itu. "Wah Bapak ini orangnya perhatian sekali ya. Tidak semua pelanggan di sini memperhatikan hal-hal sedetail Bapak," puji si pelayan sedikit menggombal.

Saya hanya tersenyum kecil. Apa anehnya orang suka memperhatikan detail? "Ini juga hasil analisa Andersen Consulting Pak," katanya melanjutkan, "Mereka menyimpulkan bahwa kami pun harus menghemat waktu yang kami habiskan di kamar kecil ketika buang air kecil. Dengan tali yang dikaitkan ke si "adik" ini (katanya sambil menunjuk tali itu), kami tidak harus menggunakan tangan ketika mengeluarkannya. Berarti kami akan terbebaskan dari keharusan membasuh tangan setelah buang air kecil. Dan itu menghemat waktu yang terbuang di kamar kecil sebesar 25,92 persen.

Hampir tersedak saya mendengarkan penjelasan itu. "Memang, dengan tali itu tangan jadi terbebas untuk memegang si "adik". Tapi, bagaimana caranya untuk memasukkannya kembali ke posisi semula?" tanya saya menyelidik. Dengan setengah berbisik si pelayan berucap, "Andersen Consulting tidak menjelaskan secara spesifik tentang hal itu. Nggak tahu dengan yang lain, Pak. Tapi, kalau saya sih pakai sendok..."