Perjalanan mudik kali ini kami lanjutkan untuk menjelajahi wilayah timur propinsi Jatim. 3 hari setelah lebaran kami pun berangkat menuju Banyuwangi. Setelah menempuh perjalanan sekitar 5 jam kami pun sampai di kota banyuwangi. Setelah acara keluarga selesai akhirnya jalan jalan time telah tiba. Setelah cari informasi di hotel akhirnya mobil kami arahkan ke Watu Dodol. Setelah 5 km ke arah Situbondo kami sampai di sebuah gapura dengan patung Gandrung (Kesenian khas Banyuwangi) di atasnya. Deburan ombak dengan air laut yang bening, serta ada onggokan batu besar di tengah jalan. Itulah yang disebut Watu Dodol.
Konon menurut cerita yang berkembang di masyarakat setempat, nama “Watu Dodol” itu menceritakan asal muasal batu itu. Watu bahasa Jawa, dalam bahasa Indonesia Batu. Dodol, atau dalam masyarakat Using disebut Jenang. Konon Batu itu berasal dari jualannya Kyai Semar yang terjatuh di tempat itu. Sedang berasnya tumpah, menjadi pasir yang bersih di sekitar pantai watu dodol.
Terlepas dari cerita-cerita dibalik watu dodol, yang jelasan kawasan ini menawarkan keindahan alam. Kejernihan air laut, serta parorama batu karang yang bisa dilihat di Gardu Pandang di bukit sebelah kanan jalan. Bahkan seniman Banyuwangi saat itu, pernah mengabadikan kejernihan air laut watu dodol dalam bentuk lagu daerah Banyuwangi berjudul Padang Ulan.
Bagi pengunjung yang ingin menikmati debur ombak dan pemandangan di tengah laut disitu telah disediakan perahu wisata dengan biaya 5 ribu per orang. Menikmati keindahan pantai Watu Dodol dari tengah laut sungguh mengasyikkan. Debur ombak dari air laut yang bening dan pesona pulau Bali dari kejauhan sungguh pengalaman yang sangat mengesankan.
2. Pantai Pasir Putih Situbondo
Melanjutkan perjalanan kembali ke Madiun melalui jalur pantai utara Jawa Timur kami melewati kawasan wisata di daerah Situbondo yang bernama Pasir Putih. Tak menunggu lama mobil Great Corolla saya masukkan ke kawasan tersebut. Berhubung lebaran suasanan pantai pasir putih sangat ramai. Banyak pengunjung yang melewati pantai utara Jatim ini menyempatkan diri untuk mengunjungi tempat ini.
Pantai Pasir Putih terkenal karena hamparan pasirnya yang putih. Tak hanya itu, morfologi pantai inipun terbilang unik.
Topografinya yang melengkung menghadap ke laut dengan latar belakang hutan membentuk gugusan panorama yang sangat indah. Ke arah utara, wisatawan dapat melihat luasnya laut utara Jawa dengan garis putih di pinggir pantai. Di belakangnya, rimbunan hutan menyajikan kesejukan tersendiri.
Pasir Putih merupakan salah satu tujuan wisata pantai andalan bagi Provinsi Jawa Timur. Hal ini karena letaknya yang strategis, yaitu di pinggiran jalan utama Surabaya-Banyuwangi. Wisatawan yang ingin menuju ke Bali (dari Surabaya), atau menuju Gunung Bromo (dari Banyuwangi), biasanya mampir untuk beristirahat dan menyaksikan keindahan panorama yang disuguhkan, terutama menikmati eloknya matahari terbenam.
Berbagai macam olahraga laut seperti berenang, menyelam, maupun berselancar dapat dilakukan di pantai ini. Jika enggan berenang, pengunjung dapat menaiki perahu untuk berlayar dan menikmati pemandangan bawah laut. Kamipun tak melewatkan untuk menikmati keindahan dasar laut dengan menggunakan perahu layar wisata. Dengan menyewa perahu layar sebesar 35 ribu sekali jalan kami dapat berlayar ke tengah laut dan melalui kotak kaca yang terdapat di perahu kita dapat melihat sekumpulan terumbu karang dan ikan didalamnya.
Anak saya pun tak tahan dengan beningnya air laut di pantai mereka menceburkan diri di laut dan berenang dengan gembiranya. Sebenarnya saya ingin juga berenang namun karena harus menjaga anak anak akhirnya saya pun ikut berbasah basah ria. Setelah kecapean berenang kami pun mencari makan siang di sekitar pantai. Tepat didepan pintu gerbang kami menikmati lezatnya ikan kerapu bakar dengan sambal terasi khas situbondo dan segarnya air kelapa muda. Hmm...sebuah kenangan indah yang tak terlupakan.
Konon menurut cerita yang berkembang di masyarakat setempat, nama “Watu Dodol” itu menceritakan asal muasal batu itu. Watu bahasa Jawa, dalam bahasa Indonesia Batu. Dodol, atau dalam masyarakat Using disebut Jenang. Konon Batu itu berasal dari jualannya Kyai Semar yang terjatuh di tempat itu. Sedang berasnya tumpah, menjadi pasir yang bersih di sekitar pantai watu dodol.
Terlepas dari cerita-cerita dibalik watu dodol, yang jelasan kawasan ini menawarkan keindahan alam. Kejernihan air laut, serta parorama batu karang yang bisa dilihat di Gardu Pandang di bukit sebelah kanan jalan. Bahkan seniman Banyuwangi saat itu, pernah mengabadikan kejernihan air laut watu dodol dalam bentuk lagu daerah Banyuwangi berjudul Padang Ulan.
Bagi pengunjung yang ingin menikmati debur ombak dan pemandangan di tengah laut disitu telah disediakan perahu wisata dengan biaya 5 ribu per orang. Menikmati keindahan pantai Watu Dodol dari tengah laut sungguh mengasyikkan. Debur ombak dari air laut yang bening dan pesona pulau Bali dari kejauhan sungguh pengalaman yang sangat mengesankan.
2. Pantai Pasir Putih Situbondo
Melanjutkan perjalanan kembali ke Madiun melalui jalur pantai utara Jawa Timur kami melewati kawasan wisata di daerah Situbondo yang bernama Pasir Putih. Tak menunggu lama mobil Great Corolla saya masukkan ke kawasan tersebut. Berhubung lebaran suasanan pantai pasir putih sangat ramai. Banyak pengunjung yang melewati pantai utara Jatim ini menyempatkan diri untuk mengunjungi tempat ini.
Pantai Pasir Putih terkenal karena hamparan pasirnya yang putih. Tak hanya itu, morfologi pantai inipun terbilang unik.
Topografinya yang melengkung menghadap ke laut dengan latar belakang hutan membentuk gugusan panorama yang sangat indah. Ke arah utara, wisatawan dapat melihat luasnya laut utara Jawa dengan garis putih di pinggir pantai. Di belakangnya, rimbunan hutan menyajikan kesejukan tersendiri.
Pasir Putih merupakan salah satu tujuan wisata pantai andalan bagi Provinsi Jawa Timur. Hal ini karena letaknya yang strategis, yaitu di pinggiran jalan utama Surabaya-Banyuwangi. Wisatawan yang ingin menuju ke Bali (dari Surabaya), atau menuju Gunung Bromo (dari Banyuwangi), biasanya mampir untuk beristirahat dan menyaksikan keindahan panorama yang disuguhkan, terutama menikmati eloknya matahari terbenam.
Berbagai macam olahraga laut seperti berenang, menyelam, maupun berselancar dapat dilakukan di pantai ini. Jika enggan berenang, pengunjung dapat menaiki perahu untuk berlayar dan menikmati pemandangan bawah laut. Kamipun tak melewatkan untuk menikmati keindahan dasar laut dengan menggunakan perahu layar wisata. Dengan menyewa perahu layar sebesar 35 ribu sekali jalan kami dapat berlayar ke tengah laut dan melalui kotak kaca yang terdapat di perahu kita dapat melihat sekumpulan terumbu karang dan ikan didalamnya.
Anak saya pun tak tahan dengan beningnya air laut di pantai mereka menceburkan diri di laut dan berenang dengan gembiranya. Sebenarnya saya ingin juga berenang namun karena harus menjaga anak anak akhirnya saya pun ikut berbasah basah ria. Setelah kecapean berenang kami pun mencari makan siang di sekitar pantai. Tepat didepan pintu gerbang kami menikmati lezatnya ikan kerapu bakar dengan sambal terasi khas situbondo dan segarnya air kelapa muda. Hmm...sebuah kenangan indah yang tak terlupakan.
ga da yg komentar ya komentar sendiri ajah
BalasHapus