Kamis, 30 September 2010

Karachi On The Spot


Saat menjelang bulan ramadhan kemaren saya mendapat tugas lagi dari perusahaan untuk perjalanan dinas ke Karachi pakistan. Ini adalah tugas ke pakistan yg kedua buat saya karena sebelumnya pernah ditugaskan ditempat yang sama. Kalau sebelumnya saya memakai penerbangan Emirates dan Malaysia airline kali ini saya menggunakan Thai Air dengan harapan bisa stay di Bangkok saat pulang nanti.
Setelah menempuh penerbangan selama hampir 8 jam akhirnya saya tiba di Bandara Internasional Jinnah Airport Karachi.
Selama di karachi saya tinggal di Regine Inn hotel terdekat dgn tempat kerja saya yaitu di kawasan West wharf Fish Harbour Port. Tidak ada yang menarik dari kota ini sepanjang jalan didominasi lahan tandus dan lingkungan yang kotor. Secara ekonomi mungkin lebih baik Indonesia daripada pakistan.
Yang berbeda dari kunjungan saya sebelumnya saya akan melewati bulan puasa di
pakistan. Saya pikir sebagai negara Islam bulan puasa akan lebih meriah dari pada Indonesia. Tapi ternyata pikiran saya salah saya tidak menemukan sesuatu yg menarik disana semmuanya biasa saja. Malah dr beberapa orang pakistan yang saya jumpai puasa hanya sebatas kewajiban bahkan ada yang enggan berpuasa karena sibuk dengan urusan pekerjaan.
Pada saat di pakistan waktu itu sedang dilanda musibah Banjir terbesar sepanjang sejarah pakistan. Hampir 60% wilayah Pakistan terendam banjir. Untunglah kota yag saya tempati terhindar dr banjir karena tidak dilewati oleh sungai besar.
Saat sedang musibah banjir di karachi sempat terjadi kerusuhan antar etnis karena persaingan partai politik. Yang bikin ngeri di pakistan senjata api bisa bebas dibawa kemana saja sehingga ketika terjadi bentrok seperti ini biasanya banyak korban berjatuhan akibat luka tembak.
Selama di karachi saya berusaha mencari tempat yang menarik dikunjungi untuk mengusir rasa bosan selama disana. Setelah tanya teman saya Sammy akhirnya saya diantar ke Makam penemu Pakistan Muhammad ali Jinnah.

Makam tersebut berbentuk kubah yang sangat besar dikelilingi taman yang luas beserta musium perjalanan hidup Ali jinnah semasa hidup dibawah makam. Di dalam kubah makam tersebut dikawal 24 jam oleh prajurit AL pakistan. Sungguh besar sekali penghargaan pemerintah pakistan kepada pendiri negara itu. Hmm beda banget dengan makam bung Karno sebagai proklamator Indonesia.
Tempat menarik lainnya adalah Clifton Park Center. Di Karachi terdapat banyak sekali taman-taman kota yang didesain untuk tempat liburan keluarga.
Didalam taman dilengkapi tanaman dan rumput hijau yang sangat luas. Sangat kontras sekali dengan kondisi jalanan di kota Karachi yang sangat gersang. Salah satu taman terbesar adalah Clifton park. Sayangnya saat saya datang berkunjung pada waktu siang hari cuacanya sangat panas sekali. Waktu yg tepat untuk datang ke taman adalah pagi hari atau sore menjelang senja.
Tempat menarik lainnya adalah kawasan pantai Clifton beach. Kawasan pantai clifton berada di sepanjang wilayah kota Karachi. Di pantai tersebut terdapat berbagai macam hiburan antara lain naik unta dan kuda, motor 4 roda dan berbagai kafe dan resto di sepanjang bibir pantai. Ketika musim libur atau weekend pantai clifton menjadi tujuan utama warga Karachi untuk berlibur. Karena bulan puasa pada saat itu pantai kelihatan sepi dari wisatawan. Setelah ambil gambar di sekitar pantai saya sempatkan untuk naik unta di sekitar pantai. Dengan membayar 100 rupee atau sekitar Rp 10.000 anda bisa berkendara keliling pantai dengan naik unta. Asyik bukan.
Tempat makan favorit saya selama di Karachi adalah Kahari Inn open resto. Model restoran ini berada di tempat terbuka dan hanya buka malam hari saja. Menu favorit saya barbeque motton dan chiken. Yang menarik adalah konsep tempat duduknya semi lesehan di dipan besar dengan alas karpet dan dilengkapi bantal besar untuk bersandar. Sangat cocok sekali buat kongkow rame-rame sama teman sambil menikmati kambing bakar atau menghisap sisha. Hmmm..sedapnya!

Setelah sebulan berada di Karachi akhirnya tiba waktunya saya pulang. Dengan penerbangan Thai Air saya akan lanjutkan perjalanan saya ke Bangkok. Ceritanya ada di posting selanjutnya ya. Bubye Karachi.

2 komentar:

  1. Terimakasih info kota Karachi-nya. Kalau dilihat dari google map memang gersang. Tapi hebatnya ada taman yang cukup hijau.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Memang secara umum karachi kotanya gersang kering kerontang oleh karena itu pemerintah sana membangun banyak taman kota salah satunya clifton park tersebut

      Hapus