Hello pemirsa blog saya yang sangat sederhana ini kali ini saya akan ceritakan perjalanan mudik di tahun 2014 ini. Seperti tahun-tahun sebelumnya kali ini edisi tahun 2014 kami sekeluarga mudik dari tanah Lampung Sumatra ke tanah Jawa tempat kelahiran saya.
Planing perjalanan mudik tahun ini sempat berantakan karena berita amblesnya jembatan di Comal Jawa Tengah sehingga mengganggu perjalanan mudik di jalur pantura maupun jalur selatan. Akhirnya saya putus kan untuk tidak mudik ke Madiun tapi cukup mudik di tempat mertua saja yaitu di Cirebon. Kendaraan telah kami siapkan yaitu Mitsubishi Kuda Diesel 2500cc. Mudik sebelumnya saya menggunakan Toyota Kijang LGX Diesel milik kantor sekarang saya ingin menjajal performa Mitsu Kuda Diesel ini untuk perjalanan mudik ke Jawa.
|
Mitsubishi Kuda Diesel yang kita pakai. |
Rencana awal kami akan menyusuri jalur Selatan sekaligus hendak menikmati pantai-pantai di sepanjang jalur selatan Jawa dengan jalan relatif datar tetapi karena resiko macet selama mudik akibat amblesnya jembatan utama di daerah Comal Pekalongan akhirnya planing tersebut kami skip. Setelah cari tahu sana sini akhirnya Mudik kali ini kami akan berkunjung di tempat-tempat wisata yang populer di Jawa Barat yang memang belum pernah kami kunjungi yaitu Kawah Ratu Gunung Tangkuban Perahu di Subang, Floating Market Lembang, Cihampelas Bandung dan Taman Safari Puncak.
|
Mampir sejenak di rest area Tol Cikampek |
Perjalanan kami mulai dari Lampung malam hari pukul 21.00 menuju Cirebon. Dari Lampung menuju Pelabuhan Bakauheuni lancar jaya termasuk setelah sampai merak ke Cikampek via tol terhitung lancar tanpa hambatan. kami menyempatkan diri untuk istirahat di Rest Area Tol Cikampek sekedar sahur dan sholat subuh. Setelah itu perjalanan kami lanjutkan menuju pintu Tol Cikampek. Namun karena keluar tol Cikampek terkenal padat dan macet kami coba keluar dar pintu Kalihurip Dawuhan tapi hasilnya sama saja macet total malah di jalan raya cikampek semakin parah hampir 4 jam terjebak di kemacetan akhirnya kami bisa keluar berkat bantuan saudara yang mencarikan jalan alternatif menuju ke jalur Pantura. Akhirnya kami sampai Cirebon keesokan
harinya dengan selamat.
|
Belanja di Sentra Batik Trusmi Cirebon |
Singkat cerita acara lebaran dan silaturahmi dengan orang tua dan saudara di Cirebon berjalan dengan sukses. Mumpung di Cirebon tentunya wisata kuliner khas Cirebon tak boleh dilupakan. Kami sempatkan untuk belanja batik di sentra Batik Trusmi Plered setelah itu mampir ke Empal Gentong dan Sate Kambing H. Apud. Ramenya luar biasa..jalan raya Plered sampai macet gara-gara keluar masuk kendaraan yang hendak menikmati empal gentong di tempat tersebut. Mencicipi mangga Gedong gincu juga wajib sekilo 35 ribu rasanya khas asam manis dan wangi. Tidak lupa makan di RM.Ayam Goreng Yu Konah di Jl. Bahagia rasa ayam kampungnya gurih dan renyah yang pasti pengunjung rumah makan ini selalu ramai apalagi momen lebaran seperti ini. Masih banyak destinasi kuliner di Cirebon seperti nasi jamblang B. Nur, Mang Dul dan Pelabuhan. Blusukan di pasar kanoman juga menjadi tradisi kami sekedar mencari oleh-oleh maupun mencicipi makanan khas cirebon lainnya.
Tak terasa waktu liburan di Cirebon sudah habis sekarang kami persiapan untuk melakukan perjalanan pulang ke Lampung sekaligus memulai petualangan dan berlibur di destinasi wisata lainnya.
Info lalu lintas di jalur yang hendak kita lalui saya pantau terus via televisi maupun beruta internet. Info kemacetan dimana-mana tapi itu tak menyurutkan niat kami untuk melakukan perjalanan selama liburan mumpung lebaran dan dana THR belom habis jadi hajar saja hehehe....
Berbekal GPS gratisan dari Android kami pun berangkat menuju TKP pertama yaitu Gunung Tangkuban perahu. Setelah magrib kami berangkat dari Cirebon selama perjalanan kondisi lalu lintas lancar jaya. Rencananya saya mau lewat jalur yang sudah saya kenal yaitu Subang baru tembus ke arah Lembang . Tapi saya ingin coba jalur baru yaitu via Sumedang kemudian belok arah Subang terus ke Lembang. Tapi apa daya GPS yang jadi andalan malah ngaco kemana mana jalur yang direkomen oleh GPS ternyata jalan kecil yang berliku dan penuh tanjakan. Setelah tanya sana sini ternyata jalan yang kita lewati salah karena kembali lagi ke jalur Cirebon-Bandung.
|
Pemandangan di Kawah Ratu Gn.Tangkuban Perahu
|
Wah udah muter-muter kemana-mana naik turun lembah eh ternyata balik lagi ke jalan raya lagi huh tau gitu kita langsung ke Bandung hadeeh maklum Google Map gratis jadi wajar kalo nyasar-nyasar. Akhirnya saya putuskan untuk lewat Bandung Kota dan sekali lagi saya buta mengenai jalan di kota Bandung ini. Dan dari dulu sampai sekarang yang cepat dan terpercaya adalah PasMul alias Kompas Mulut a.k.a nanya sama orang hehehe.
Akhirnya setelah nanya sana sini sampai juga di Lembang itupun masih muter-muter lewat jalan Sersan Bajuri yang kecil sebelum sampai di kota Lembang. Dari Lembang saya langsung menuju ke pintu gerbang Wisata Tangkuban Perahu dini hari ternyata di depan gerbang sudah berderet-deret mobil mobil pribadi yang antre mau masuk ke Gerbang Tangkuban Perahu. Berhubung gerbang baru buka pukul 6 pagi akhirnya kami pun berhenti sejenak mengikuti antrean kendaraan. Setelah gerbang dibuka kami pun masuk setelah membayar tiiket masuk sekitar 70 ribu rupiah.
|
Narsis bertiga didepan kawah Ratu. |
Mobil pun saya arahkan ke Kawah Ratu dan rasa lelah dan ngantuk selama perjalanan akhirnya terbayarkan dengan pemandangan indah pegunungan Tangkuban perahu. Anak-anak pun dengan senangnya langsung narsis didepan kawah Ratu dan pegunungan sekitarnya. Hawa dingin yang menusuk tulang pagi itu seakan-akan tidak menjadi masalah buat mereka. Setelah puas berpoto ria mobil kami arahkan ke viewpoint berikutnya yang tidak berbeda jauh dengan tempat pertama.
Dan pada viewpoint terakhir pemandangan lebih eksotik lagi karena dari sini terdapat gardu pandang sehingga pemandangan pegunungan yang mengelilingi Gunung Tangkuban Perahu bisa dinikmati lebih jelas dan lebih indah. Sayang matahari sudah tinggi jadi warna di langit sudah mulai pudar. Di tempat tersebut juga banyak penjual cendera mata khas sunda dan boneka lucu lainnya. Mungki next time kalau kami berkunjung ke Kawah Ratu lagi tempat ini akan menjadi tujuan utama kami.
|
Pemandangan dari gardu pandang..sayang mobil kuda kami tidak kelihatan hehe. |
|
Kiara sedang berpose di Kawah Ratu. |
Selain kawah ratu di area wisata alam Tangkuban Perahu juga terdapat kawah lainnya yaitu kawah Domas. Kami pun mencoba untuk mengunjungi seperti apa kawah Domas itu. Berdasarkan dari baliho di sekitar kawah ratu di kawah Domas kita bisa melakukan berbagai aktivitas diantaranya rebus telur di kawah, berendam dengan lumpur belerang yang dipercaya menyembuhkan penyakit kulit dan brbagai kativitas lainnya, Setelah sampai di gerbang masuk kawah niat untuk ke kawah Domas akhirnya kami urungkan karena harus membayar satu paket senilai Rp 150.000 rupiah untuk jasa pemandu di tempat tersebut. Selain itu dari gerbang untuk menuju ke kawah Domas masih harus jalan kaki sejauh 1 km melalui jalan setapak . Huft kasian anak-anak kalau jalan sejauh itu apalagi jalan trek pegunungan akhirnya kunjungan kesana kami batalkan. Setelah itu kami lanjutkan perjalanan untuk mencari penginapan di Lembang dan wisata kuliner di sekitar Lembang. To be continued.......