Senin, 04 Oktober 2010

Jalan jalan Mudik 2010 (1)

Perjalanan mudik kali ini saya bikin berbeda dengan sebelum sebelumnya. Jika mudik mudik sebelumnya dari cirebon langsung pulang ke madiun kali ini saya akan mengunjungi beberapa tujuan wisata lokal dari tempat tempat yang akan kami lewati. Selain itu juga ingin mengenalkan potensi wisata daerah dan budaya kepada anak anak saya agar mencintai budaya negerinya sendiri.
Setelah kepulangan saya dari Thailand menjelang lebaran kemaren saya ingin membandingkan tempat wisata budaya di negeri sendiri dengan wisata budaya di Thailand yang telah saya kunjungi sebelumnya. Rute yang hendak kami tempuh berangkat dari Cirebon kemudian ambarawa, magelang, yogyakarta, solo, tawangmangu dan madiun. Selain itu kami juga ada acara keluarga di banyuwangi dan situbondo. Great Corolla th 93 sudah saya persiapkan untuk perjalanan mudik kali ini. Bersama istri dan dua anak saya ketangguhan mobil kesayangan saya ini akan kami uji. Berikut beberapa tempat wisata yang kami kunjungi selama mudik.

1. Mengintip Museum Kereta Api Ambarawa (Classic Train Museum of Ambarawa)

Museum ini terletak di jalan Stasiun No. 1 Ambarawa Kabupaten Semarang Jawa Tengah. Museum ini sebelumnya adalah bekas stasiun yang dialih fungsikan menjadi museum kereta api pernah berjaya pada zamannya. Terdapat 21 buah kereta api uap dari berbagai jenis dan tahun pembuatan yang menjadi koleksi museum ini. Salah satu kereta api uap dengan lokomotif nomor B 2502 dan B 2503 buatan Maschinenfabriek Esslingen sampai sekarang masih dapat menjalankan aktivitas sebagai kereta api wisata. Kereta api uap bergerigi ini sangat unik dan merupakan salah satu dari tiga yang masih tersisa di dunia. Dua di antaranya ada di Swiss dan India. Selain koleksi-koleksi unik tadi, masih dapat disaksikan berbagai macam jenis lokomotif uap dari seri B, C, D hingga jenis CC yang paling besar (CC 5029, Schweizerische Lokomotiv und Maschinenfabrik) di halaman museum. Sayangnya pada saat kami kesana suasananya sangat sepi mungkin karena masih terlalu pagi sehingga baik lori maupun kereta wisatanya tidak tersedia.

Ambarawa sejak jaman Hindia Belanda merupakan daerah militer, sehingga Raja Willem I berkeinginan untuk mendirikan bangunan Stasiun Kereta Api guna memudahkan mengangkut pasukannya untuk menuju Semarang. Maka pada tanggal 21 Mei 1873 dibangunlah Stasiun Kereta Api Ambarawa dengan luas tanah 127.500 m2. Masa kejayaan Stasiun Ambarawa yang dikenal dengan sebutan WILLEM I, dihentikan pengoperasiannya sebagai stasiun kereta api dengan jurusan Ambarawa Kedungjati Semarang. Dan tahun 1976 untuk lintas Ambarawa Secang Magelang juga Ambarawa Parakan Temanggung.

Saat melewati pintu gerbang untuk menuju museum, kondisi jalan aspal untuk menuju lokasi parkir sudah rusak. Taman yang ada disekitar lokasi parkir kendaraan kurang terawat dan terlihat banyak tanaman yang mati. Bagi para penikmat kereta api hal ini sungguh memperihatinkan mengingat tempat ini merupakan salah satu aset sejarah dunia. Memasuki stasiun yang merupakan bangunan utama Museum Kereta Api Ambarawa, terasa seperti kembali ke masa lampau. Di beberapa ruangan museum, terdapat beberapa koleksi peralatan kuno seperti mesin telepon, mesin ketik, mesin hitung, dan peralatan lainnya. Benda-benda kuno tersebut masih terawat dengan baik dan tersimpan didalam etalase yang terbuat dari kaca.

Beberapa kali kamera Fuji Finepix S2000HD-ku merekam lekuk sudut kereta kereta tua yang teronggok di halaman museum. Jalan sejarah panjang telah mereka tempuh dan lalui hingga akhirnya kini menjadi saksi sejarah terbentuknya negeri ini. Setelah puas berkeliling di seputar museum akhirnya kami melanjutkan perjalanan ke kota Magelang tempat berdirinya salah satu warisan sejarah masa lalu yaitu Candi Borobudur.

2. Melongok kejayaan Candi Borobudur.

Setelah melanjutkan perjalanan selama 2 jam akhirnya kami tiba di kota magelang. Disini kami singgah sebentar di Masjid Besar dekat alun-alun kota magelang. Setelah itu kami lanjutkan perjalanan menuju Candi Borobudur. Dari Magelang kita tinggal mengikuti petunjuk jalan yang ada maka sampailah kami di halaman Candi warisan sejarah terbesar didunia ini.
Candi Borobudur merupakan candi Budha, terletak di desa Borobudur kabupaten Magelang, Jawa Tengah, dibangun oleh Raja Samaratungga, salah satu raja kerajaan Mataram Kuno, keturunan Wangsa Syailendra. Nama Borobudur merupakan gabungan dari kata Bara dan Budur. Bara dari bahasa Sansekerta berarti kompleks candi atau biara. Sedangkan Budur berasal dari kata Beduhur yang berarti di atas, dengan demikian Borobudur berarti Biara di atas bukit.
Sementara menurut sumber lain berarti sebuah gunung yang berteras-teras (budhara), sementara sumber lainnya mengatakan Borobudur berarti biara yang terletak di tempat tinggi.
Bangunan Borobudur berbentuk punden berundak terdiri dari 10 tingkat, berukuran 123 x 123 meter. Tingginya 42 meter sebelum direnovasi dan 34,5 meter setelah direnovasi karena tingkat paling bawah digunakan sebagai penahan.
Candi Budha ini memiliki 1460 relief dan 504 stupa Budha di kompleksnya. Enam tingkat paling bawah berbentuk bujur sangkar dan tiga tingkat di atasnya berbentuk lingkaran dan satu tingkat tertinggi yang berupa stupa Budha yang menghadap ke arah barat. Setiap tingkatan melambangkan tahapan kehidupan manusia. Sesuai mahzab Budha Mahayana, setiap orang yang ingin mencapai tingkat sebagai Budha mesti melalui setiap tingkatan kehidupan tersebut.
Kompleks candi Borobudur sangat luas selain bangunan utama candi komplek ini dilengkapi pula dengan museum Kapal Samudra, Kandang gajah dan Museum sejarah lainnya. Tiket masuk dikenakan 15 ribu per orang. Selain itu dengan membayar 5000 per orang kita dapat naik keliling kompleks candi dengan menggunakan kereta mobil. Dari Candi Borobudur ini perjalanan mudik akan kami lanjutkan ke kota Yogyakarta.

3. Keraton Ngayogjakarta Hadiningrat
Setelah menempuh perjalanan sekitar 1,5 jam dari magelang kami memasuki kota Yogyakarta menjelang malam. Acara wisata kuliner malam hari dengan menikmati gudeg di sepanjang jalan Malioboro akhirnya gagal total karena hujan deras mengguyur kota Yogja. Keesokan harinya kami lanjutkan jalan jalan dengan mengunjungi Kraton Ngayogyakarta. Kraton Ngayogyakarta yang sering disebut sebagai Kasultanan Ngayogyakarta berdiri pada tahun 1755. Bangunan Kraton ini dipagari beteng yang luas jaraknya sekitar 5 Km. Pada empat titik pojok bangunan beteng ada bangunan kecil dan disebut sebagai pojok beteng. Pintu masuk ke beteng Kraton melalui apa yang disebut sebagai plengkung. Di dalam bangunan beteng selain ada bangunan Kraton, tempat tinggal Raja, disekitarnya ada sejumlah kampung sebagai tempat bermukim penduduk, yang pada jaman dulu merupakan abdi dalem Kraton.
Selain wisata keraton kita juga bisa mengunjungi Museum Kereta pusaka keraton yogyakarta. Kereta-kereta Keraton Yogyakarta berjumlah sebanyak 18 buah. Kereta-kereta tersebut sekarang tersimpan di Museum Kereta Keraton Yogyakarta di Jl. Rotowijayan. Kereta-kereta tersebut kemudian dianggap pusaka dan diberi nama seperti pusaka-pusaka keraton lainnya.

4. Misteri Candi Prambanan

Selesai mengunjungi Keraton Ngayogjakarta kami meneruskan perjalanan menuju Surakarta. Dalam perjalanan ke Surakarta kami akan melewati kompleks Candi Prambanan di perbatasan Yogjakarta - Klaten. Akhirnya kami sempatkan mampir untuk mengunjungi Candi Prambanan.CANDI PRAMBANAN merupakan candi Hindu terbesar di Indonesia, berketinggian 47 meter, dibangun pada abad 9. Letaknya berada 17 km arah timur Yogyakarta di tepi jalan raya menuju Solo.
Candi yang utama yaitu Candi Siwa (tengah), Candi Brahma (selatan), Candi Wisnu (utara). Didepannya terletak Candi Wahana (kendaraan) sebagai kendaraan Trimurti; Candi Angkasa adalah kendaraan Brahma (Dewa Penjaga), Candi Nandi (Kerbau) adalah kendaraan Siwa (Dewa Perusak) dan Candi Garuda adalah kendaraan Wisnu (Dewa Pencipta).

Kompleks Candi Prambanan sangat luas. Dengan membayar 28 ribu per orang kita dapat menikmati salah satu peninggalan sejarah termasyur di Indonesia. Beberapa kali saya mengabadikan relief relief yang terdapat pada dinding candi dengan kamera Fuji saya. Setelah puas menelusuri jejak sejarah kerajaan hindu ini kita dapat menikmati taman taman hijau nan asri di seputar candi. Pada even-even tertentu di sekitar Candi Prambanan diselenggarakan pertunjukan sendratari Ramayana.
Jika anda termasuk orang yang gemar belanja di sekitar komplek candi terdapat Pasar souvenir yang menjual barang barang khas candi. Selain itu kaos dengan gambar candi prambanan juga mudah ditemukan disini jangan lupa untuk menawar tentunya. Sehabis ini kami akan melanjutkan perjalanan menuju Madiun. Sebenarnya masih ada beberapa tempat lagi yang wajib untuk dikunjungi di sepanjang perjalanan menuju Madiun. Diantaranya yaitu Pasar wisata Tawangmangu, Air terjun Grojogan Sewu dan Telaga Sarangan. Namun berhubung sampai sana sudah malam akhirnya tempat tersebut kami coret dari daftar kunjungan kami. Pada posting berikutnya kami akan ceritakan jalan jalan wisata kami setelah lebaran di daerah Banyuwangi dan Situbondo. (bayou)

1 komentar:

  1. Padahal saya ingin kesan mas bro bawa Greco sepanjangbmudik..hehehe..

    BalasHapus